”Yaa muqallibal qulub, tsabbit qalbii ‘alaa diinika”

”Wahai Rabb yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku pada agama-Mu”

Aamiin...

(Hadist Riwayat at-Tirmidzi, Ahmad dan al-Hakim dishahihkan oleh adz-Dzahabi)

Jumat, 10 Desember 2010

Hutang di Masa Silam

كيف يرد دين قد تغيرت قيمته مع مرور الزمن

Bagaimana cara membayar hutang padahal nilai uang sudah berubah seiring perkembangan zaman?

السؤال:
إذا أراد مدين أن يرد الدَّيْنَ لصاحبه علما أن الدَّيْنَ (مائة دينار) قد استلفها في السّتينيات، فكم يرد إلى صاحبه؟ وأقصد هنا قيمة المائة دينار تغيّرت رأسًا، ففي السّتينيات كانت تساوي مثلا كيسا من السميد ، أما الآن فلا يمكننا أن نشتري بها إلا كيلو واحد ورطل من السميد؟.

Pertanyaan, “Jika orang yang berhutang ingin membayar hutang senilai 100 dinar al Jazair. Uang sejumlah itu dipinjam pada tahun 1960-an. Berapakah besaran uang yang harus dikembalikan saat ini? Yang aku maksudkan, nilai dari seratus dinar itu sudah benar-benar berubah. Dulu seratus dinar itu senilai satu karung tepung. Sedangkan saat ini uang seratus dinar hanya bisa digunakan untuk membeli kurang lebih satu kilogram tepung”.

الجواب : يثبت الدَّيْنُ في ذمّة المَدِين وقت القرض، فهو مُطالبٌ بقيمة ذلك المال. وإذا تغيرت قيمة المال كثيرًا، أَوْ أُلْغِيَ التعامل به، فإن على المدين إرجاع قيمة الدَّيْن ذهبًا،

Jawaban Syaikh Abu Said al Jazairi-salah seorang ulama ahli sunnah di al Jazair-, “Orang yang berhutang memiliki kewajiban membayar hutang semenjak transaksi hutang piutang dilaksanakan. Oleh karena itu, orang yang berhutang dituntut untuk mengembalikan senilai besaran hutang yang didapatkan. Jika nilai dari mata uang berubah secara mencolok atau mata uang tersebut sudah tidak lagi dipergunakan maka orang yang berhutang memiliki kewajiban untuk mengembalikan uang senilai dengan emas.

وعَلَيه فإن ما جاء في السؤال: على المدين أن يَرُدَّ قيمة المائة دينار جزائري بالذّهب، يعني يَنْظُر كَمْ كانت المائة دينار في السّتينيات تُساوي من الذّهب، فيُعطيه الآن قيمة الذهب، مثاله: كانت المائة دينار تساوي عَشر غرامات من الذّهب في ذلك الوقت، فيُعطيه الآن قيمة عشر غرامات من الذّهب.

Berdasarkan penjelasan di atas, orang yang berhutang dalam kasus di atas memiliki kewajiban untuk mengembalikan nilai emas dari pinjaman uang sebesar seratus dinar Aljazair. Artinya, hendaknya dicek uang sebesar seratus dinar Aljazair pada tahun 1960-an itu senilai berapa gram emas. Berapa gram emas itulah yang dijadikan sebagai acuan pembayaran hutang pada saat ini. misalnya, seratus dinar pada tahun 1960an itu senilai dengan sepuluh gram emas maka besaran uang yang harus diserahkan kepada pemilik uang saat ini adalah uang yang bisa digunakan untuk membeli sepuluh gram emas.

وقد ذهب إلى هذا القول كثير من علماء الحنابلة، منهم ابن تيمية، وابن القيّم، وهو قول الشيخ الألباني، رحمهم الله جميعا.

Pendapat ini dipilih oleh banyak ulama yang bermazhab Hanbali semisal Ibnu Taimiyyah dan Ibnul Qoyyim. Inilah pendapat yang dipilih oleh Syaikh al Albani”.

Sumber:

http://www.abusaid.net/index.php/fatawi-sites/194-2009-04-08-08-44-33.html

Artikel www.ustadzaris.com