”Yaa muqallibal qulub, tsabbit qalbii ‘alaa diinika”

”Wahai Rabb yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku pada agama-Mu”

Aamiin...

(Hadist Riwayat at-Tirmidzi, Ahmad dan al-Hakim dishahihkan oleh adz-Dzahabi)

Jumat, 29 Oktober 2010

Sungguh indah ungkapan Abul ‘Atahiyah dalam sebuah sya’ir

Sungguh mengherankan bagi manusia jika mereka berfikir - menghisab diri mereka sendiri lagi melihat

Mereka melewati dunia menuju negeri yang lain – sesungguhnya dunia bagi mereka hanyalah tempat menyeberang

Tidak ada kebanggaan kecuali kebanggan orang yang taqwa – besok apabila padang mahsyar mengumpulkan mereka

Sungguh agar manusia mengetahui bahwa taqwa - dan kebaikan adalah sebaik-baik simpanan
Aku merasa heran terhadap manusia dalam kebanggaannya – sedang dia esok hari akan dimakamkan di dalam kuburnya

Apakah perkara orang yang asal mulanya adalah setetes mani – dan akhirnya menjadi bangkai (kenapa ia berani) berbuat fasik.

Jadilah ia tidak memiliki apa-apa yang bisa diharapkan – dan tidak bisa menunda apa-apa yang ditakutkan. Dan jadilah perkara kepada selainnya – dalam setiap yang diputuskan dan ditentukan.

http://ukhti-fr.blog.friendster.com/2010/04/sungguh-indah-ungkapan-abul-atahiyah-dalam-sebuah-syair/ Selengkapnya...

Indahnya Malam Pertama

Juli 24, 2010 oleh ustadz Abu Fairuz Ahmad Ridwan Lc

Satu hal sebagai bahan renungan Kita…
Tuk merenungkan indahnya malam pertama
Tapi bukan malam penuh kenikmatan duniawi semata
Bukan malam pertama masuk ke peraduan Adam Dan Hawa

Justru malam pertama perkawinan kita dengan Sang Maut
Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis sanak saudara
Hari itu…mempelai sangat dimanjakan
Mandipun…harus dimandikan
Seluruh badan Kita terbuka….
Tak Ada sehelai benangpun menutupinya. .
Tak Ada sedikitpun rasa malu…
Seluruh badan digosok Dan dibersihkan
Kotoran dari lubang hidung dan anus dikeluarkan
Bahkan lubang – lubang itupun ditutupi kapas putih…
Itulah sosok Kita….
Itulah jasad Kita waktu itu

Setelah dimandikan.. .,
Kitapun kan dipakaikan gaun cantik berwarna putih
Kain itu ….jarang orang memakainya..
Karena bermerk sangat terkenal bernama Kafan
Wewangian ditaburkan ke baju Kita…
Bagian kepala..,badan. .., Dan kaki diikatkan
Tataplah…. tataplah. ..itulah wajah Kita
Keranda pelaminan… langsung disiapkan
Pengantin bersanding sendirian…

Mempelai di arak keliling kampung bertandukan tetangga
Menuju istana keabadian sebagai simbol asal usul
Kita diiringi langkah gontai seluruh keluarga
Serta rasa haru para handai taulan
Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan kalimah Dzikir*
Akad nikahnya bacaan talkin**…
Berwalikan liang lahat..
Saksi – saksinya nisan-nisan. .yang tlah tiba duluan
Siraman air mawar..pengantar akhir kerinduan

Dan akhirnya…. . Tiba masa pengantin..
Menunggu Dan ditinggal sendirian…
Tuk mempertanggungjawab kan seluruh langkah kehidupan
Malam pertama bersama KEKASIH..
Ditemani rayap – rayap Dan cacing tanah
Di kamar bertilamkan tanah..
Dan ketika 7 langkah tlah pergi….
Kitapun kan ditanyai oleh sang Malaikat…
Kita tak tahu apakah akan memperoleh Nikmat Kubur…
Ataukah Kita kan memperoleh Siksa Kubur…..
Kita tak tahu….Dan tak seorangpun yang tahu….
Tapi anehnya Kita tak pernah galau ketakutan… ..
Padahal nikmat atau siksa yang kan kita terima
Kita sungkan sekali meneteskan air mata…
Seolah barang berharga yang sangat mahal…

Dan Dia Kekasih itu.. Menetapkanmu ke syurga..
Atau melemparkan dirimu ke neraka..
Tentunya Kita berharap menjadi ahli syurga…
Tapi….tapi …..sudah pantaskah sikap kita selama ini…
Untuk disebut sebagai ahli syurga.

diposting dari http://dmrulirubrik.blogspot.com/

* mengumandangkan azan ketika mengantar atau meletakkan mayat di dalam kubur adalah bid’ah.

**mentalkin mayat setelah dikuburkan tidak ada dasanya dalamIslam, maka perbuatan ini adalah bid’ah mungkarah

sumber : http://ustadzridwan.wordpress.com/2010/07/24/indahnya-malam-pertama/#more-118 Selengkapnya...

Malam dan Siang Hanyalah Sebuah Perjalanan

Oleh
Abdul Malik bin Muhammad al-Qasim

Saudaraku semuslim…
Malam dan siang hanyalah sebuah perjalanan yang selalu dilalui oleh setiap insan, dia melewatinya selangkah demi selangkah sehingga sampai pada AKHIR sebuah perjalanan. Jika Anda bisa mempersembahkan sebuah perbekalan pada setiap langkah tersebut, maka lakukanlah, karena tidak lama lagi perjalanan ini akan berakhir, bahkan dia berlari dengan lebih cepat dari yang engkau bayangkan. Maka bekalilah dirimu dalam perjalanan ini dan lakukanlah kewajibanmu, seakan-akan engkau sedang ada dalam perjalanan yang banyak mengandung bahaya para perampok.

Seorang Salaf menulis surat kepada saudaranya (yang isinya), “Wahai saudaraku, engkau berkhayal bahwa engkau selamanya berada di dunia, akan tetapi sebenarnya engkau ada dalam sebuah PERJALANAN. Engkau digiring dengan cepat, kematian datang menghadangmu, sedangkan dunia telah menggulung tikarnya di belakangmu, umurmu yang telah berlalu sama sekali tidak akan kembali.”[1]

Kita semua berjalan pada kelompok orang-orang yang zuhud, sedangkan kafilah (rombongan) orang-orang yang shalih telah berlalu… bagaimana kita melihat dunia menyatu dengan akhirat… antara zuhud dengan qana’ah. ‘Ali bin Fudhail berkata, “Aku mendengar ayahku berbicara kepada Ibnul Mubarak, ‘Engkau memerintahkan kami untuk hidup dengan zuhud dan kesederhanaan, akan tetapi aku melihat dirimu yang selalu membawa barang dagangan, bagaimana hal ini bisa terjadi?’ Beliau menjawab, ‘Wahai Abu ‘Ali, aku melakukannya hanya untuk menjaga wajah dan kehormatanku, dan dengannya aku melakukan ketaatan kepada Rabb-ku.’ Lalu dia berkata, ‘Wahai Ibnul Mubarak! Sungguh indahnya hal ini jika ini dilakukan dengan sempurna!!’”

Saudaraku tercinta…
Bagaimana engkau memandang DUNIA ini? Sungguh indahnya dunia jika ia datang dari pintu yang halal dan digunakan di jalan yang halal. Sesungguhnya pintu-pintu kebaikan sangat banyak dan tidak dapat dihitung: SHADAQAH, membantu orang yang sangat membutuhkan, menolong orang yang tertimpa musibah, membantu para janda, dan menanggung hidup anak-anak yatim.

Saudaraku…Sufyan pernah berkata, “Jagalah dirimu dari kemarahan Allah dalam tiga hal:

(1) Jagalah dirimu agar tidak lalai pada perintah-Nya,
(2) Jagalah dirimu dari sikap tidak rela akan keputusan-Nya sedangkan Dia melihatmu, dan
(3) Jagalah dirimu dari sikap membenci Rabb-mu ketika engkau meminta kepada-Nya, tetapi engkau tidak mendapatkannya.”

Sesungguhnya yang membagi-bagikan RIZKI di dunia ini adalah Allah, karena itu engkau harus rela terhadap pembagian-Nya, sedikit ataupun banyak, datang atau pergi, dunia itu memihakmu ataupun meninggalkanmu, engkau harus rela terhadap apa yang engkau dapatkan. Janganlah hatimu risau karenanya, janganlah engkau membenci apa yang telah Allah tentukan untukmu, dan janganlah engkau melihat orang yang lebih tinggi darimu dalam hal keduniaan. Akan tetapi lihatlah kepada orang-orang shalih dan orang-orang pilihan.

Siapa saja yang ingin hidup lapang
di dalam naungan agama dengan meraih dunia,
maka lihatlah orang yang lebih wara’ (takwa) daripadanya
dan perhatikanlah orang yang lebih miskin dari-nya.[2]

Yang lebih indah lagi dari ungkapan tersebut adalah firman Allah di dalam Kitab-Nya yang mulia:

"Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan di dunia untuk Kami cobai mereka dengannya… ." [Thahaa: 131]

Ibrahim al-Asy’ats rahimahullah berkata, “Aku mendengar Fudhail berkata, ‘Rasa takut seorang hamba terhadap Allah sesuai dengan keilmuannya kepada-Nya. Kezuhudan seorang hamba terhadap dunia sesuai dengan keinginannya atas kebahagiaan akhirat. Siapa saja yang BERAMAL dengan ILMU yang ia ketahui, maka dia akan merasa cukup terhadap apa-apa yang tidak ia ketahui. Dan siapa saja yang mengamalkan sesuatu yang ia ketahui, maka Allah akan memberikan ilmu yang tidak ia ketahui. Siapa saja memiliki prilaku yang jelek, maka jelek pulalah agama, keturunan, dan kehormatannya.”[3]

Sebagian dari orang-orang zuhud berkata, “Aku tidak pernah mengetahui seseorang yang mendengar Surga dan Neraka, kemudian didatangkan kematian kepadanya. Sedangkan ia dalam keadaan tidak melakukan ketaatan kepada Allah sesaat pun, baik dengan berdzikir, shalat, membaca al-Qur-an atau dengan berbuat baik.” Lalu seseorang berkata kepadanya, “Sesungguhnya aku banyak menangis.” Lalu beliau berkata, “Jika engkau tertawa dengan mengakui kesalahan, itu lebih baik daripada engkau menangis tetapi selalu menampakkan amal. Jika seseorang me-nampakkan amalnya, niscaya amal tersebut tidak akan naik melebihi kepalanya.”

Orang tadi berkata, “Nasihatilah aku!” Beliau pun berkata, “Tinggalkanlah dunia untuk orang yang tamak kepadanya sebagaimana mereka meninggalkan akhirat. Dan jadilah di dunia ini bagaikan seekor lebah, dia tidak akan makan kecuali yang baik-baik. Dan jika terjatuh, maka dia tidak akan memecahkan atau merobek-robek sesuatu.”[4]

Saudaraku tercinta…
Tidak ada seorang pun yang mengingat kematian melainkan dunia akan menjadi hina dalam pandangannya, akhirnya semua penutup di hadapannya akan terbuka. Sesungguhnya dunia adalah beberapa tahun yang bisa dihitung, sebanyak apa pun materi yang dikumpulkan oleh seseorang dan sebanyak apa pun harta simpanan yang ia miliki, karena di belakang semua itu adalah kematian yang akan menghancurkan semua kelezatan dan memisahkan seseorang dari semua kawannya.

Al-Hasan rahimahullah berkata, “Sesungguhnya kematian itu selalu membuka aib dunia, dia tidak akan membiarkan seseorang yang berakal mendapatkan kebahagiaan di dalamnya.” [5]

Kebahagiaan apakah wahai saudaraku, sedangkan dunia begitu adanya?

Dunia telah berseru kepada dirinya,
seandainya di alam ini ada orang yang mendengarnya.
Berapa banyak sang pengumpul harta yang telah aku hancurkan,
harta yang dikumpulkannya.[6]

[Disalin dari kitab Ad-Dun-yaa Zhillun Zaa-il, Penulis ‘Abdul Malik bin Muhammad al-Qasim, Edisi Indonesia Menyikapi Kehidupan Dunia Negeri Ujian Penuh Cobaan, Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir]
__________
Footnotes
[1]. Jaami’ul ‘Uluum wal Hikam, hal. 381.
[2]. As-Siyar (VIII/426).
[3]. Al-Ihyaa’ (IV/131).
[4]. As-Siyar (VIII/426).
[5]. Taariikh Baghdaad (XIV/444).
[6]. Thabaqaatusy Syaafi’iyyah (VI/78). Selengkapnya...

Wasiat Umar bin Dzar tentang Renungan Mengenai Pemutus Kenikmatan

Oleh
Syaikh Abu Usamah Salim bin Ied Al-Hilali



Dari Nadhar bin Ismail yang berkata: Saya pernah mendengar Umar bin Dzar [1] berkata:

Kamu sekalian telah cukup mengerti tentang KEMATIAN, maka kamu menunggu-nunggu kedatangannya siang dan malam.

Mungkin kamu meninggal sebagai seorang yang sangat dicintai oleh keluarganya, dihormati oleh kerabatnya, dan dipatuhi oleh masyarakatnya, dipindahkan keliang yang kering dan batu-batu cadas yang bisu. Tidak ada seorangpun dari keluarga yang bisa memberikan bantal, kecuali hanya menempatkannya di tengah kerumunan binatang serangga. Adapun bantal pada saat itu berupa AMAL perbuatannya.

Atau mungkin kamu meninggal sebagai orang yang malang dan TERASING. Di dunia, ia telah ditimpa banyak kesedihan, usaha yang dilakukan sudah berkepanjangan, badan telah kepayahan, lantas kematian tiba-tiba menjemput sebelum ia meraih keinginannya.

Atau mungkin kamu adalah seorang anak yang masih disusui, orang yang sakit, atau orang yang tergadai dan tergila-gila dengan kejahatan. Mereka semua diundi dengan anak panah kematian.

Tidak adakah pelajaran yang bisa dipetik dari perkataan para juru nasihat?!

Sungguh, seringkali saya berkata: "Maha Suci Allah Jalla Jalaluhu. Dia telah memberi tempo kepada kamu sehingga seakan-akan menjadikan kamu LALAI." Kemudian saya kembali melihat kepemaafan dan kekuasaan-Nya, lantas berkata: "Tidak, tetapi Dia mengakhirkan kita sampai pada batas AJAL kita, sampai pada hari di mana mata menjadi terbelalak dan hati menjadi kering."

"Artinya : Mereka datang bergegas-gegas memenuhi panggilan dengan mengangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong." [Ibrahim : 43]

"Ya Rabbi, Engkau telah memberikan peringatan, maka hujjah-Mu telah tegak
atas hamba-hamba-Mu”

Kemudian ia membaca:

"Artinya : Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang adzab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang zhalim: "Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami walaupun dalam waktu yang sedikit." [Ibrahim : 44]

Kemudian ia berkata:

"Wahai pelaku kezhaliman! Sesungguhnya kamu sedang berada dalam masa penangguhan yang kamu minta itu, maka manfaatkanlah sebelum akhir masa itu tiba dan bersegeralah sebelum berlalu. Batas akhir penangguhan adalah ketika kamu menemui ajal, saat sang maut datang. Ketika itu TIDAK berguna lagi penyesalan.

Anak Adam ibarat papan yang dipasang sebagai sasaran dari panah kematian. Siapa yang dipanah dengan anak panah-anak panahnya, tidak akan meleset. Dan bila kematian itu telah menginginkan seseorang, maka tidak akan menimpa yang lain.

Ketahuilah, sesungguhnya kebaikan yang paling besar adalah kebaikan di AKHIRAT yang abadi dan tidak berakhir, yang kekal dan tidak fana, yang terus berlanjut dan tak kenal putus.

Hamba-hamba yang dimuliakan bertempat tinggal di sisi Allah Ta'ala di tengah segala hal yang menyenangkan diri dan menyejukkan pandangan. Mereka saling mengunjungi, bertemu, dan bernostalgia tentang hari-hari mereka hidup di dunia.

Tentramlah kehidupan mereka. Mereka telah memperoleh apa yang mereka inginkan dan meraih apa yang mereka cari, karena keinginan mereka adalah berjumpa dengan majikan Yang Maha Pemurah dan Maha Pemberi Anugerah. [2]


[Disalin ulang dari: "Wasiat Para Salaf", Penulis Syaikh Salim bin 'Ied Al Hilali, Penerjemah: Hawin Murtadho. Penerbit: At-Tibyan, Solo. Cetakan kedua: Juli 2000 M, hal.111-114]
_________
Foote Note
[1]. Dia adalah Umar bin Dzar biun Abdillah bin Zaraqah Al-Hamdani Al-Murhabi, seorang tabi'it tabi'in yang tsiqah, wafat pada tahun 135 H. Riwayat hidupnya ada dalam "Tahdzibut Tahdzib" (VII:144), "Hilyatul Auliya" (V:108) dan lain-lain
[2]. Dikeluarkan oleh Abu Nu'aim dalam 'Al-Hilyah' (V:115-116)

Selengkapnya...

Kesedihan Dunia

Oleh
Abdul Malik bin Muhammad al-Qasim



‘Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'anhu menulis surat kepada ‘Abdullah bin ‘Abbas Radhiyallahu 'anhu yang isinya, “Amma ba'du. Sesungguhnya seseorang merasa rugi dengan sesuatu yang hilang darinya, padahal hal itu tidak akan bisa ia dapatkan dan merasa bahagia dengan mendapatkan sesuatu yang pasti ia dapatkan. Maka berbahagialah dengan apa-apa yang aku ucapkan dari urusan akhirat dan menyesallah dari sesuatu yang hilang darimu akan urusan akhirat, janganlah terlalu bahagia dengan apa yang engkau dapatkan dari urusan dunia. Dan jadikanlah semua fikiranmu tertuju kepada sesuatu yang terjadi setelah KEMATIAN. ”

Aku melihat pencari dunia, walaupun umurnya panjang,
dan mendapatkan kebahagiaan, juga kenikmatan darinya.

Bagaikan seorang tukang bangunan yang membangun,
setelah bangunan yang ia buat berdiri tegak, maka bangunan itu roboh. [1]

Saudaraku tercinta…
Sebab kegalauan hidup itu ada lima macam dan seyogyanya seseorang merasakan kegalauan karena kelima macam tersebut:

PERTAMA : Kegalauan karena dosa pada masa lampau, karena dia telah melakukan sebuah perbuatan dosa sedangkan dia tidak tahu apakah dosa tersebut diampuni atau tidak? Dalam keadaan tersebut dia harus selalu merasakan kegalauan dan sibuk karenanya.

KEDUA : Dia telah melakukan kebaikan, tetapi dia tidak tahu apakah kebaikan tersebut diterima atau tidak.

KETIGA : Dia mengetahui kehidupannya yang telah lalu dan apa yang terjadi kepadanya, tetapi dia tidak mengetahui apa yang akan menimpanya pada masa mendatang.

KEEMPAT : Dia mengetahui bahwa Allah menyiapkan dua tempat untuk manusia pada hari Kiamat, tetapi dia tidak mengetahui ke manakah dia akan kembali (apakah ke Surga atau ke Neraka)?

KELIMA : Dia tidak tahu apakah Allah ridha kepadanya atau membencinya?

Siapa yang merasa galau dengan lima hal di atas dalam kehidupannya, maka tidak ada kesempatan baginya untuk TERTAWA. [2]

Ibrahim at-Taimi rahimahullah berkata, “Berapa jarak antara kalian dengan mereka (orang-orang shalih)? Dunia datang kepada mereka, tetapi mereka meninggalkannya, dan dunia meninggalkan kalian, tetapi kalian terus mengejarnya.” [3]

Seakan-akan engkau tidak mendengar berita orang-orang terdahulu, dan tidak melihat apa yang dilakukan oleh zaman terhadap mereka yang ada.
Jika engkau tidak tahu, maka itu semua adalah rumah-rumah mereka,
yang dihancurkan oleh angin dan hujan.

Demikianlah mereka semua telah berlalu dan orang yang ada sekarang ini,
berlalu sehingga mereka semua kelak dikumpulkan.
Sampai kapan engkau tidak bangkit sedangkan waktu yang ditentukan telah dekat dan sampai kapan bendungan di dalam hatimu tidak terbelah.

Sungguh engkau akan bangkit ketika semua penutup telah terbuka dan engkau akan mengingat kata-kataku ketika tidak bermanfaat lagi apa yang engkau ingat.

Abu Dzarr al-Ghifari Radhiyallahu 'anhu berdiri di dekat Ka’bah dan berkata, “Wahai manusia, aku adalah Jundub al-Ghifari, marilah kita menuju saudara kita yang selalu memberikan nasihat.” Lalu yang lainnya berkerumun mengelilinginya, beliau berkata, “Bagaimana pendapat kalian jika hendak melakukan perjalanan, bukankah dia akan menyiapkan perbekalan dan segala sesuatu yang dibutuhkannya?” Mereka semua menjawab, “Tentu saja.” Lalu dia berkata lagi, “Sesungguhnya PERJALANAN menuju AKHIRAT adalah lebih jauh, maka ambillah segala sesuatu yang kalian butuhkan!” Mereka semua bertanya, “Apa yang kami butuhkan itu?” Beliau berkata, “Lakukanlah haji sebagai persiapan untuk masalah-masalah yang sangat besar. Berpuasalah pada suatu hari yang sangat panas sebagai bekal untuk hari di mana semua manusia dikumpulkan. Lakukanlah shalat dua raka’at di malam yang gelap sebagai persiapan bagi ketakutan di dalam kubur, sebuah kalimat yang baik engkau katakan atau diam untuk tidak mengungkapkan kata-kata yang jelek sebagai bekal bagi hari yang sangat agung, bershadaqahlah dengan hartamu agar engkau selamat pada hari yang penuh dengan kesulitan, jadikanlah dunia menjadi dua majelis: satu majelis untuk mencari yang halal (rizki) dan satu majelis untuk mencari kebahagiaan di akhirat, sedangkan yang ketiganya akan mencelakakanmu dan tidak bermanfaat bagimu. Bagilah harta itu menjadi dua dirham, satu dirham dinafkahkan untuk keluarga dan satu dirham lainnya engkau persembahkan untuk akhirat.”

Saudaraku semuslim…
Lihatlah orang yang mendapatkan dunia dan per-hiasannya,
apakah dia pergi dengan membawa selain amal dan kafan.

Al-Hasan al-Bashri, kehidupannya sangat berbeda dengan kehidupan kita, beliau rahimahullah berkata, “Aku mendapati suatu kaum (para Sahabat Nabi) dan bersanding dengan beberapa orang dari mereka, mereka sama sekali tidak merasa senang dengan dunia yang didapatkan dan sama sekali tidak mengejar dunia yang lari dari mereka. Dunia di mata mereka lebih hina daripada tanah, bahkan salah satu di antara me-reka hidup selama lima puluh tahun atau enam puluh tahun. Akan tetapi ia tidak pernah memiliki pakaian yang cukup dan tidak pernah memiliki tungku yang baik, ia sama sekali tidak membuat penghalang antara tanah dengan dirinya dan tidak pernah memerintahkan orang yang ada di rumahnya untuk membuat sebuah makanan baginya. Tetapi ketika malam tiba, mereka menancapkan kedua kaki dengan berdiri dan menghamparkan wajah-wajah mereka untuk BERSUJUD, air mata berlinang, mengalir di garis wajah mereka dengan bermunajat kepada Rabb dalam kebebasan mereka. Jika mereka melakukan suatu kebaikan, maka mereka selalu mensyukurinya dan memohon kepada Allah agar amal itu diterima. Dan jika mereka melakukan kejelekan, maka perasaan sedih selalu menghantui dan mereka pun terus memohon kepada Allah agar diampuni. Demi Allah, mereka sama sekali tidak akan selamat dari dosa kecuali dengan ampunan Allah sebagai kasih-sayang dan karunia bagi mereka.”[4]

Saudaraku tercinta, di manakah kita di antara mereka?!
Engkau menyambungkan dosa dengan dosa dan berharap mendapatkan,
Surga dan kebahagiaan ahli ibadah dengannya.
Dan engkau lupa sesungguhnya Allah mengeluarkan Adam,
darinya menuju dunia hanya karena satu kesalahan (dosa).

Kita -wahai saudaraku- mencari kenikmatan dan kebahagiaan dengan menjauhi segala kekeruhan.

Inilah keadaan kita, adapun keadaan Abud Darda’ sebagaimana yang digambarkan oleh beliau dalam ungkapannya, “Aku mencintai kefakiran karena kerendahan hatiku kepada Allah, aku mencintai kematian karena KERINDUANKU kepada-Nya, dan aku mencintai kondisiku dalam keadaan sakit sebagai penghapus atas dosa-dosaku.”[5]

Manusia memiliki ketamakan terhadap dunia dengan rencananya,
sedangkan kejernihannya telah tercampur dengan kekeruhan.
Setelah dunia itu dibagikan, sebenarnya mereka sama sekali tidak dikaruniai rizki karena akal mereka, akan tetapi mereka dikaruniai dengan takdir Allah.

Berapa banyak orang yang beradab lagi cerdas tetapi dunia tidak memihak kepadanya
dan berapa banyak orang bodoh yang mendapatkan dunia hanya dengan kelalaian.
Seandainya dunia itu didapatkan dengan kekuatan atau dengan menggulingkan,
niscaya elang akan terbang dengan membawa makanan burung pipit. [6]

Dunia walaupun dia adalah sesuatu yang sangat hina, hanya saja dia adalah sebuah LORONG perjalanan menuju akhirat dan sebuah jembatan menuju dua tempat, Surga atau Neraka. Marilah kita melihat satu lorong yang mengantarkan seseorang menuju Surga, yaitu amal (shalih) di dunia.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

“Seseorang dari kalangan sebelum kalian dihisab akan tetapi tidak didapat darinya satu kebaikan pun hanya saja dia adalah orang yang selalu bergaul dengan selainnya yang ada dalam keadaan sulit, dia memerintahkan anak mudanya untuk membayarkan hutang orang yang sulit tadi. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, ‘Aku sebenarnya lebih berhak untuk melakukannya, maka ampunilah ia.’” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dengan lafazh milik Muslim]

Imam asy-Syafi’i rahimahullah berkata, “Amal yang paling sulit adalah tiga macam: berderma dalam keadaan sulit, wara’ dalam keadaan menyendiri dan sebuah ungkapan yang hak di hadapan orang yang diharapkan dan orang yang ditakuti.”[7]

Al-Hasan rahimahullah berkata, “Esok hari setiap orang sesuai dengan apa yang menjadi beban fikirannya dan setiap orang yang memikirkan sesuatu, maka dia akan banyak mengingatnya. Sesungguhnya tidak ada dunia bagi orang yang tidak memikirkan akhirat. Dan siapa saja yang lebih mementingkan dunia daripada akhirat, maka dia tidak akan mendapatkan dunia dan akhirat.”[8]

[Disalin dari kitab Ad-Dun-yaa Zhillun Zaa-il, Penulis ‘Abdul Malik bin Muhammad al-Qasim, Edisi Indonesia Menyikapi Kehidupan Dunia Negeri Ujian Penuh Cobaan, Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir]
__________
Footnotes
[1]. Irsyaadil ‘Ibaad, hal. 120.
[2]. Tanbiihul Ghaafiliin (I/213).
[3]. Shifatush Shafwah (III/90) dan as-Siyar (V/61).
[4]. Al-Ihyaa’ (IV/239).
[5]. Az-Zuhd, hal. 217.
[6]. Taariikhul Khulafaa’, hal. 171.
[7]. Shifatush Shafwah (II/251).
[8]. Hilyatul Auliyaa’, hal. 144 Selengkapnya...

Epilepsi

Written by Administrator
Thursday, 14 August 2008 10:37
Aktivitas listrik simpang siur dan terjadi terus menerus pada otak kita. Proses berpikir atau melakukan gerakkan dapat terjadi oleh jutaan impuls saraf yang mengalir dari satu sel otak ke sel otak lainnya. Adanya hentakkan listrik yang terus menerus dalam otak akan menimbulkan masalah. Ledakkan listrik pada saraf otak yang kuat akan memicu kejang. Saat serangan kejang, biasanya penderita tidak sadarkan diri dan tidak dapat mengendalikan beberapa bagian tubuhnya.
Tidak setiap kejang adalah tanda epilepsi. Sebagai contoh, anak-anak yang mengalami demam tinggi mungkin akan kejang tanpa gejala lain. Pukulan atau benturan kuat pada kepala orang dewasa yang sehat dapat memicu kejang. Jika seseorang menderita epilepsi, bagaimanapun otaknya tetap rentan terhadap kejang untuk beberapa waktu yang lama.

Pada kebanyakkan kasus, adalah tidak mungkin untuk menentukan dengan tepat penyebabnya. Para ahli berpendapat epilepsi biasanya dimulai dari berbagai faktor kompleks yang saling mempengaruhi, termasuk faktor genetik, infeksi atau trauma serta kepekaan terhadap pemicu-pemicu dari luar (eksternal) seperti stress atau kilatan cahaya.

Epilepsi memiliki beberapa tipe kejang yang berbeda dan dapat diatasi dengan pengobatan yang tepat. Pada beberapa penderita, gangguan hantaran impuls listrik biasanya mempengaruhi salah satu bagian otak dan para dokter cenderung menyebutnya epilepsi parsial; sedangkan pada penderita lain kejang terjadi di seluruh bagian otak. Sedangkan tipe serangan epilepsi lainnya dimulai dari suatu area di otak yang menyebabkan kejang “lokal” kemudian menyebar ke area yang lebih luas. Seorang dokter harus dapat menentukan jenis epilepsi yang diderita seseorang dengan menanyakan gejala-gejala yang terjadi serta memeriksa gelombang otak dengan suatu alat yang disebut elektroensefalogram (EEG).

Serangan yang terjadi jarang berbahaya. Bagaimanapun serangan epilepsi dapat menimbulkan luka saat penderita kehilangan kesadaran dan terjatuh, apalagi jika kepala atau bagian tubuh lainnya terbentur. Mereka yang menderita kejang tidak aman berada di kolam renang atau mengendarai mobil. Kebanyakkan negara bagian di Amerika Serikat melarang penderita epilepsi mengendarai mobil kecuali jika penderita telah bebas kejang selama beberapa waktu biasanya 3 hingga 18 bulan. Harus diperhatikan lamanya serangan, bila lebih dari 5 menit dapat menyebabkan komplikasi yang serius, sehingga perlu mencari pertolongan segera.

Serangan kejang sering datang dan pergi dimanapun juga. Serangan dapat timbul terutama saat masa stress atau kurang tidur. Pada beberapa orang serangan dapat dipicu oleh alkohol, kilatan cahaya atau pengaruh lingkungan lainnya.

Bagaimana Saya Mengetahui Bahwa Saya Menderita Epilepsi ?

Kejang adalah ciri khas epilepsi, tetapi tidak setiap kejang adalah sama. Banyak penderita menunjukkan gejala yang samar, perasaan yang aneh pada tubuh mereka, agak bingung, perasaan dejavu atau mencium/merasai bau tertentu. Jika lonjakan impuls saraf dalam otak cukup kuat, penderita mengalami guncangan yang tidak terkontrol atau kehilangan kesadarannya selama beberapa menit. Epilepsi tipe grand mal terjadi serangan kenjang disertai hilangnya kesadaran selama 30 hingga 60 detik bahkan pada beberapa kasus penderita tidak dapat mengkontrol buang air besar dan buang air kecil. Pada epilepsi petit mal yang sangat ringan, penderita terdiam dan tidak bergerak atau hilangnya perhatian terhadap lingkungan sekitarnya dalam beberapa detik, sementara itu juga terjadi kehilangan kesadaran yang singkat sehingga luput dari perhatian orang-orang yang berdiri di dekatnya.

Pada beberapa orang, terutama anak-anak akibat serangan epilepsi yang dialami akan mempengaruhinya secara emosional---merasa ketakutan jika mengalami kejang atau dengan pengobatan yang berbeda oleh seseorang yang tidak memahami penyakit epilepsi. Tetapi dengan meningkatkan pengetahuan maka penderita dapat mengurangi rasa khawatir dalam hidupnya.

Bagaimana Mengobati Epilepsi ?

Saat ini banyak jenis obat epilepsi yang tersedia dan dapat mengkontrol serangan kejang epilepsi. Obat epilepsi yang diberikan dokter kepada penderita tergantung pada tipe kejang yang diderita---serta efek samping obat tersebut. Obat-obat yang dapat dipertimbangkan, seperti Tegretol yaitu obat yang sering diresepkan dokter bagi penderita epilepsi dengan efek samping pusing, rasa kantuk, mual, muntah dan yang sangat jarang adalah kegagalan fungsi hati. Beberapa jenis obat antiepilepsi bahkan berinteraksi dengan obat-obat lainnya bahkan berinteraksi dengan pil KB sehingga efek pil tersebut tidak efektif. Konsultasikan dengan dokter semua obat yang diperoleh termasuk obat-obat yang dijual bebas termasuk suplemen vitamin. Tanyakan pada dokter tiap efek samping obat yang harus Anda perhatikan, hal ini dapat dilakukan dengan mengurangi dosis obat atau pengobatannya digantikan dengan yang lain (tetapi dengan pengawasan dokter).

Akhirnya, semuanya obat dihentikan bersamaan; diperkirakan 60% penderita epilepsi dewasa yang tetap bebas serangan selama pengobatan dapat menghentikan obat epilepsi dalam waktu 5 hingga 10 tahun. Banyak anak-anak dengan epilepsi tidak mengalami serangan epilepsi lagi setelah berusia 20-an.

Wanita penderita epilepsi yang menginginkan kehamilan harus membicarakan masalahnya pada dokter, karena berdasarkan penelitian menunjukkan resiko mendapatkan bayi dengan kelainan bawaan lahir 2 hingga 3 kali lebih besar dibandingkan wanita lain. Baik efek yang ditimbulkan oleh obat-obat epilepsi---maupun serangan kejang yang ditimbulkan memberikan resiko pada janin yang dikandung. Sangat banyak ibu penderita epilepsi melahirkan bayi yang sehat---bebas epilepsi dan cacat bawaan lahir---wanita tersebut mengatasi penyakit epilepsinya dengan minum 1 jenis obat epilepsi (dengan persetujuan dokter) dan suplemen asam folat pada saat hamil.

Sayangnya, beberapa tipe serangan kejang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan. Tetapi harapan kesembuhan tidaklah tertutup. Jika dari hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa epilepsi hanya mempengaruhi bagian tertentu pada otak, pembedahan---dengan mengangkat jaringan otak yang terlibat---sering memberikan pengobatan yang sempurna. Tindak pembedahan ini umumnya aman, walaupun beberapa penderita mengalami sedikit gangguan berbahasa untuk beberapa waktu yang singkat.

Apabila penderita tidak layak menjalani pembedahan, serangan kejang dapat diatasi dengan menggunakan alat pacu yang diimplan (ditanam) dalam rongga dada. Alat pacu ini akan menghasilkan aliran listrik yang stabil pada salah satu dari kedua saraf vagus di leher. Mengapa demikian, tidak ada yang mengetahui secara pasti, prinsipnya adalah membuat saraf vagus terus menerus memberikan rangsangan impuls antikejang yang kuat dan konstan. Penelitian 3 tahun belakangan ini, secara kasar serangan kejang berkurang sebanyak 40% pada lebih dari 400 pasien yang menjalani prosedur ini (Journal Neurology, Nov 1999).

Anak-anak dengan serangan kejang juga sangat baik dan penting mengkonsumsikan makanan khusus yang disebut diet ketogenik untuk sementara waktu. Diet ini adalah diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak. Secara pasti tidak diketahui mekanisme kerja diet ini, para ahli berpendapat bahwa pembakaran lemak menyebabkan peningkatan kadar keton darah daripada pembakaran lemak. Keton yaitu suatu zat yang mencegah iritasi pada otak dan saraf tulang belakang. Dua dari tiga anak yang menjalani diet ini mengalami perbaikan secara signifikan dan satu diantaranya memperoleh kesembuhan yang sempurna. Para peneliti sedang menyelidiki diet ini pada penderita epilepsi dewasa. Tetapi diet ketogenik bukanlah diet yang menyenangkan, harus disesuaikan untuk tiap individu dan sangat sulit untuk tekun menjalaninya. Jangan menjalani diet ini tanpa arahan ahli gizi dan pengawasan dokter.

Penderita dapat berperan aktif dalam mengelola epilepsinya sendiri dengan menghindari segala sesuatu yang dapat memicu serangan epilepsinya. Untuk menghindarinya adalah dengan membuat jadwal istirahat yang teratur serta menghindari setiap keadaan yang dapat menimbulkan stress, kilatan cahaya atau alkohol. Ceriterakan pada orang-orang terdekat bagaimana menolong jika si penderita mengalami serangan kejang.


http://www.susukolostrum.com/ Selengkapnya...

Pahami Gejala Epilepsi Pada Anak

JAKARTA (Berita SuaraMedia) - Kebanyakan orangtua langsung panik ketika dokter memvonis anak mereka menderita epilepsi. Padahal, penanganan yang benar dan teratur dapat mengurangi, bahkan menghilangkan serangan epilepsi.

Epilepsi, menurut dr. Mohamad Saekhu, SpBS, dari Departemen Bedah Saraf FKUI-RSCM Jakarta, terjadi akibat tidak normalnya aktivitas listrik di otak. Hal ini menyebabkan kejang dan perubahan perilaku dan hilangnya kesadaran. Tanda-tandanya bisa berupa kehilangan kesadaran untuk waktu tertentu, kejang, lidah menjulur, keluar air liur, gemetar atau tiba-tiba black out.

Ada dua jenis epilepsi yang dikenal, yaitu epilepsi umum, berupa hilangnya kesadaran, kejang seluruh tubuh hingga mengeluarkan air liur berbusa dan napas mengorok, serta terjadi kontraksi otot yang mengakibatkan pasien mendadak jatuh atau melemparkan benda yang tengah dipegangnya.

Selain itu dikenal epilepsi parsial yang ditunjukkan oleh rasa kesemutan atau rasa kenal pada satu tempat yang berlangsung beberapa menit atau jam. Bisa juga, rasa seperti bermimpi, daya ingat terganggu, halusinasi, atau kosong pikiran. Seringkali diikuti mengulang-ulang ucapan, melamun, dan berlari-lari tanpa tujuan.

Sebagian besar penderita epilepsi terjadi karena faktor keturunan. Anak yang lahir dari keluarga penderita epilepsi, cenderung menderita epilepsi juga. Selain itu, epilepsi juga bisa disebabkan oleh berbagai macam penyakit yang mengganggu fungsi otak.

"Epilepsi bisa terjadi karena kelainan bentukan otak (kongenital), infeksi penyakit yang menyebabkan radang otak, adanya tumor di otak, step berulang, gangguan metabolisme, serta ada yang tidak diketahui penyebabnya," kata dr.Saekhu.

Penderita epilepsi sebagian besar memang anak-anak, namun epilepsi juga bisa muncul di usia dewasa. Menurut dr.Hanif Tobing, ahli bedah saraf dari FKUI/RSCM, kasus epilepsi pada orang dewasa biasanya terjadi karena infeksi atau trauma di kepala akibat kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan memar otak.

Bebas kejang

Menurut dr.Saekhu, obat-obatan yang diberikan pada pasien epilepsi tidak langsung menyembuhkan epilepsi, tapi hanya bersifat mengendalikan atau menjarangkan serangan, bahkan menghilangkannya. "Tujuan utama pengobatan epilepsi adalah bebas kejang," paparnya.

Seorang penyandang epilepsi umumnya memerlukan obat sampai tidak dijumpai lagi serangan dalam jarak waktu tertentu, tergantung dari tipe epilepsi, riwayat epilepsi masa lalu, dan hasil rekaman listrik otak.

Tindakan operasi bisa dilakukan jika pengobatan yang diberikan pada pasien tidak mengurangi keluhan epilepsi. "Di RSCM, tindakan operasi bisa dilakukan jika pemeriksaan MRI menunjukkan ada glioma atau jenis tumor jinak," imbuh dr.Hanafi. Meski sudah dilakukan operasi, namun pasien epilepsi tetap wajib mengonsumsi obat anti kejang.

Yang penting diketahui orangtua, epilepsi tidak selalu mengakibatkan kemunduran kecerdasan pada penderita. Anak juga bisa bisa beraktivitas dengan normal seperti anak sehat lainnya asalkan tetap teratur mengonsumsi obat.

Epilepsi pada anak-anak dapat disembuhkan dengan menjalani pengobatan rutin yang teratur, selama minimal dua tahun sejak kejang yang muncul terakhir. Penanganan yang benar dan rutin terbukti menaikkan tingkat kesembuhan pasien hingga di atas 80 persen.

Hal ini disampaikan Irawan Mangunatmadja dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, dalam seminar yang diselenggarakan Perhimpunan Penanggulangan Epilepsi Indonesia (Perpei) dan Yayasan Epilepsi Indonesia.

Irawan melihat tingginya angka kejadian epilepsi pada anak, yaitu pada anak usia 1 bulan sampai 16 tahun berkisar 40 kasus per 100.000. Penyebab epilepsi itu karena adanya infeksi virus, cedera kepala, gangguan pembuluh darah otak, dan cacat lahir. "Bayi yang lahir dengan berat di bawah normal juga berisiko terkena gangguan ini," ujar Irawan.

Dijelaskan Ketua Perpei, Lyna Soertidewi, epilepsi diakibatkan tidak normalnya aktivitas listrik pada otak. Hal ini menyebabkan kejang dan perubahan perilaku dan hilangnya kesadaran. Gangguan ini dapat berlangsung menahun dan manifestasi serangannya berbeda-beda tergantung bagian fungsi otak yang terganggu.

"Epilepsi dapat diobati sehingga serangan dapat dikurangi bahkan dihilangkan," kata Soertidewi.

Hal ini dapat tercapai bila penderita mengikuti petunjuk dokter serta disiplin minum obat yang diberikan dokter. Tujuan pemberian obat ini adalah menyeimbangkan kimiawi dalam otak yang memicu gangguan kelistrikannya. Pada anak tingkat kesembuhan dapat dicapai sejalan dengan perkembangan dan pertumbuhan sel otaknya.

Jenis epilepsi

Ada dua jenis epilepsi yang dikenal, yaitu epilepsi umum, berupa hilangnya kesadaran, kejang seluruh tubuh hingga mengeluarkan air liur berbusa dan napas mengorok, serta terjadi kontraksi otot yang mengakibatkan pasien mendadak jatuh atau melemparkan benda yang tengah dipegangnya.

Selain itu dikenal epilepsi parsial yang ditunjukkan oleh rasa kesemutan atau rasa kenal pada satu tempat yang berlangsung beberapa menit atau jam. Bisa juga, rasa seperti bermimpi, daya ingat terganggu, halusinasi, atau kosong pikiran. Seringkali diikuti mengulang-ulang ucapan, melamun, dan berlari-lari tanpa tujuan.

"Epilepsi parsial ini dapat berkembang menjadi epilepsi umum," ujar Soertidewi menjelaskan.

Selain pada anak, M Hakim, Sekjen Perpei, melihat terjadinya peningkatan kasus epilepsi yang muncul pada orang dewasa. Gangguan di otak ini disebabkan oleh kerusakan jaringan, misalnya karena tumor, dan trauma di kepala akibat kecelakaan lalu lintas.

"Kenaikan kasus ini di Jakarta berkaitan dengan peningkatan jumlah kecelakaan pengendara sepeda motor," kata M Hakim.

Pengobatan epilepsi yang menelan biaya tinggi dan jangka panjang tentu akan memberatkan bagi pasien yang tingkat ekonominya rendah.

Untuk itu, pihaknya memberikan layanan pengobatan dengan biaya rendah hanya 50 persen dari harga umumnya. Layanan pengobatan murah itu dibuka di Puskemas Jatinegara dan Tebet.

Penderita epilepsi diminta mewaspadai konsumsi obat-obatan herbal karena berpotensi meningkatkan risiko kekambuhan. Untuk mengendalikan serangan epilepsi, selama ini pasien harus disiplin mengonsumsi obat.

Epilepsi adalah kerusakan jaringan otak yang disebabkan cedera lahir, kecelakaan, infeksi otak, stroke, tumor, atau step berulang pada anak. Obat-obatan yang diberikan tidak langsung menyembuhkan epilepsi, tapi hanya bersifat mengendalikan atau menjarangkan serangan.

Sejumlah peneliti dari Jerman dalam Journal of Natural Products mengatakan, obat-obatan herbal, terutama yang mengandung ginko biloba, akan memicu timbulnya serangan epilepsi. Mereka meyakini herbal itu memiliki "efek merusak".

Obat herbal ginko biloba yang dibuat dari ekstrak daun pohon ginko biloba banyak dipakai konsumen di negara Eropa untuk menghilangkan berbagai keluhan, mulai dari depresi, meningkatkan daya ingat, sakit kepala, hingga pening.

Dalam risetnya, para peneliti dari University of Bonn, Jerman, memfokuskan pada senyawa kimia dalam ginko biloba yang disebut ginkgotoxin. Berbagai bukti menunjukkan, zat kimia tersebut memicu sinyal kimia dalam tubuh yang terkait dengan serangan epilepsi.

Meski para peneliti tidak bisa membuktikan dengan nyata bahwa obat herbal mungkin meningkatkan risiko kekambuhan, pasien diminta tetap berhati-hati dalam mengonsumsi ginko biloba. Produsen pembuat obat herbal juga disarankan untuk mengurangi kadar toksin dari bahan-bahan herbal. (k3m)

www.suaramedia.com

Selengkapnya...

Selasa, 26 Oktober 2010

Renungan Kematian

Oleh
Al-Ustadz Muhammad Arifin Badri MA, Hafidzahullah


Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Saudaraku! Anda masih ingat detik-detik ketika kakek, atau nenek, atau mungkin ayah, ibunda, atau mungkin juga istri atau suami tercinta meregang nyawanya? Pernahkah anda bertanya dan berpikir apakah yang mereka rasakan ketika ruh mereka meninggalkan raganya?

Agar anda dapat menerka apa yang mereka rasakan kala itu, coba anda kembali mengingat raut wajah mereka ketika detik-detik terakhir sebelum meninggal dunia.

Tahukah saudara! Apa yang dialami oleh ayahanda atau kerabat anda saat itu? Tahukah saudara, dengan siapa ia berhadapan? Berikut inilah kejadian yang dialami oleh ayahanda atau ibunda atau kerabat anda kala itu (Kisah ini dituturkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dan Ibnu Majah):

"Sesungguhnya bila seorang yang beriman hendak meninggal dunia dan memasuki kehidupan akhirat, ia didatangi oleh segerombol malaikat dari langit. Wajah mereka putih bercahaya bak matahari. Mereka membawa kain kafan dan wewangian dari surga. Selanjutnya mereka akan duduk sejauh mata memandang dari orang tersebut. Pada saat itulah Malaikat Maut 'alaihissalam menghampirinya dan duduk didekat kepalanya. Setibanya Malaikat Maut, ia segera berkata: "Wahai jiwa yang baik,bergegas keluarlah dari ragamu menuju kepada ampunan dan keridhaan Allah". Segera ruh orang mukmin itu keluar dengan begitu mudah dengan mengalir bagaikan air yang mengalir dari mulut guci. Begitu ruhnya telah keluar, segera Malaikat maut menyambutnya. Dan bila ruhnya telah berada di tangan Malaikat Maut, para malaikat yang telah terlebih dahulu duduk sejauh mata memandang tidak membiarkanya sekejappun berada di tangan Malaikat Maut. Para malaikat segera mengambil ruh orang mukmin itu dan membungkusnya dengan kain kafan dan wewangian yang telah mereka bawa dari surga. Dari wewangian ini akan tercium semerbak bau harum, bagaikan bau minyak misik yang paling harum yang pernah ada di dunia. Selanjutnya para malaikat akan membawa ruhnya itu naik ke langit. Tidaklah para malaikat itu melintasi segerombolan malaikat lainnya, melainkan mereka akan bertanya: "Ruh siapakah ini, begitu harum." Malaikat pembawa ruh itupun menjawab: Ini adalah arwah Fulan bin Fulan (disebut dengan namanya yang terbaik yang dahulu semasa hidup di dunia ia pernah dipanggil dengannya)."

Saudaraku! Walau demikian mudah arwah orang mukmin keluar dari raganya, akan tetapi bukan berarti bebas dari rasa sakit! Sekali-kali tidak.

Adakah keraguan pada diri anda bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang mukmin yang paling sempurna keimanannya? Akan tetapi kemulian dan kesempurnaan iman beliau tidak dapat melindungi beliau dari rasa pedihnya sakaratul maut. Oleh karena itu, tatkala beliau menghadapi sakaratul maut, beliau begitu gundah. Beliau berusaha menenangkan dirinya dengan mengusap wajahnya dengan tangannya yang telah dicelupkan ke dalam bejana berisi air. Beliau mengusap wajahnya berkali-kali, sambil bersabda:


"Tiada Tuhan Yang berhak diibadahi selain Allah. Sesungguhnya kematian itu disertai oleh rasa pedih." [Riwayat Imam Bukhari]

Pada suatu hari sahabat Umar bin Al Khatthab Radhiyallahu 'anhu bertanya kepada Ka'ab Al Ahbaar:

يا كعب حدثنا عن الموت، قال: يا أمير المؤمنين غصن كثير الشوك يدخل في جوف الرجل فتأخذ كل شوكة بعرق يجذبه رجل شديد الجذب، فأخذ ما أخذ، وأبقى ما أبقى.

"Wahai Ka'ab: Ceritakan kepada kita tentang kematian!. Ka'ab pun berkata: Wahai Amirul Mukminin! Gambaran sakitnya kematian adalah bagaikan sebatang dahan yang banyak berduri tajam, tersangkut di kerongkongan anda, sehingga setiap duri menancap di setiap syarafnya. Selanjutnya dahan itu sekonyong-konyong ditarik dengan sekuat tenaga oleh seorang yang gagah perkasa. Bayangkanlah, apa yang akan turut tercabut bersama dahan itu dan apa yang akan tersisa!" [Riwayat Abu Nu'aim Al Asfahani dalam kitabnya Hilyatul Auliya']

شداد بن أوس الموت افظع هول في الدنيا والآخرة على المؤمن وهو أشد من نشر بالمناشير وقرض بالمقاريض وغلي في القدور. ولو أن الميت نشر فأخبر أهل الدنيا بالموت ما انتفعوا بعيش ولا لذوا بنوم

Syaddaad bin Al Aus berkata: "Kematian adalah pengalaman yang paling menakutkan bagi seorang mukmin, baik di dunia ataupun di akhirat. Kematian itu lebih menyakitkan dibanding anda digergaji, atau dipotong dengan gunting, atau direbus dalam periuk. Andai ada seseorang yang telah mati diizinkan untuk menceritakan tentang apa yang ia rasakan pada saat menghadapi kematian, niscaya mereka tidak akan pernah bisa menikmati kehidupan dan juga tidak akan pernah tidur nyenyak."

Bila demikian dahsyatnya rasa sakit yang menimpa seorang mukmin ketika menghadapi sakaratul maut, maka bagaimana dengan diri anda? Betapa banyak dosa dan kemaksiatan yang menodai lembaran amal anda? Anda ingin tahu bagaimana rasanya sakaratul maut bila anda tidak segera bertaubat dari kemaksiatan dan beristiqamah dalam ketaatan? Simaklah kelanjutan hadits riwayat Imam Ahmad dan Ibnu Majah di atas:

وَإِنَّ الْعَبْدَ الْكَافِرَ وفي رواية وَإِذَا كَانَ الرَّجُلُ السُّوءُ إِذَا كَانَ فِى انْقِطَاعٍ مِنَ الدُّنْيَا وَإِقْبَالٍ مِنَ الآخِرَةِ نَزَلَ إِلَيْهِ مِنَ السَّمَاءِ مَلاَئِكَةٌ سُودُ الْوُجُوهِ مَعَهُمُ الْمُسُوحُ فَيَجْلِسُونَ مِنْهُ مَدَّ الْبَصَرِ ثُمَّ يَجِىءُ مَلَكُ الْمَوْتِ حَتَّى يَجْلِسَ عِنْدَ رَأْسِهِ فَيَقُولُ أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْخَبِيثَةُ اخْرُجِى إِلَى سَخَطٍ مِنَ اللَّهِ وَغَضَبٍ - قَالَ - فَتُفَرَّقُ فِى جَسَدِهِ فَيَنْتَزِعُهَا كَمَا يُنْتَزَعُ السَّفُّودُ مِنَ الصُّوفِ الْمَبْلُولِ فَيَأْخُذُهَا فَإِذَا أَخَذَهَا لَمْ يَدَعُوهَا فِى يَدِهِ طَرْفَةَ عَيْنٍ حَتَّى يَجْعَلُوهَا فِى تِلْكَ الْمُسُوحِ وَيَخْرُجُ مِنْهَا كَأَنْتَنِ رِيحِ جِيفَةٍ وُجِدَتْ عَلَى وَجْهِ الأَرْضِ فَيَصْعَدُونَ بِهَا فَلاَ يَمُرُّونَ بِهَا عَلَى مَلأٍ مِنَ الْمَلاَئِكَةِ إِلاَّ قَالُوا مَا هَذَا الرُّوحُ الْخَبِيثُ فَيَقُولُونَ فُلاَنُ بْنُ فُلاَنٍ بِأَقْبَحِ أَسْمَائِهِ الَّتِى كَانَ يُسَمَّى بِهَا فِى الدُّنْيَا رواه أحمد وابن ماجة وصححه الألباني

"Bila orang kafir, pada riwayat lain: Bila orang jahat hendak meninggal dunia dan memasuki kehidupan akhirat, ia didatangi oleh segerombol malaikat dari langit. Mereka berwajahkan hitam kelam, membawa kain yang kasar, dan selanjutnya mereka duduk darinya sejauh mata memandang. Pada saat itulah Malaikat Maut 'alaihissalam menghampirinya dan duduk didekat kepalanya. Setibanya Malaikat Maut, ia segera berkata: "Wahai jiwa yang buruk, bergegas engkau keluarlah dari ragamu menuju kepada kebencian dan kemurkaan Allah". Segera ruh orang jahat itu menyebar keseluruh raganya. Tanpa menunda-nunda malaikat maut segera mencabut ruhnya dengan keras, bagaikan mencabut kawat bergerigi dari bulu domba yang basah. Begitu ruhnya telah keluar, segera Malaikat Maut menyambutnya. Dan bila ruhnya telah berada di tangan Malaikat Maut, para malaikat yang telah terlebih dahulu duduk sejauh mata memandang tidak membiarkanya sekejappun berada di tangannya. Para malaikat segera mengambil ruh orang jahat itu dan membukusnya dengan kain kasar yang mereka bawa. Dari kain itu tercium aroma busuk bagaikan bau bangkai paling menyengat yang pernah tercium di dunia. Selanjutnya para malaikat akan membawa ruh itu naik ke langit. Tidaklah para malaikat itu melintasi segerombolan malaikat lainnya, melainkan mereka akan bertanya: "Ruh siapakah ini, begitu buruk." Malaikat pembawa ruh itupun menjawab: Ini adalah arwah Fulan bin Fulan (disebut dengan namanya yang terburuk yang dahulu semasa hidup di dunia ia pernah dipanggil dengannya)."

Saudaraku! Coba anda ingat kembali, rasa pedih dan sakit yang pernah anda rasakan ketika tertusuk atau tersengat api! Sangat menyakitkan bukan? Padahal syaraf yang merasakan rasa sakit hanyalah sebagiannya. Walau demikian, rasanya begitu menyakitkan, sehingga susah untuk dilupakan?

Nah bagaimana halnya bila kelak pada saat sakaratul maut seluruh syaraf anda merasakan sakit. Disaat ruh anda berusaha berpegangan erat-erat dengan setiap syaraf anda sedangkan Malaikat Maut mencabutnya dengan keras dan kuat. Betul-betul menyakitkan.

Penampilan Rasa Malaikat Maut yang begitu seram dan menakutkan akan semakin menambah pedih rasa sakit yang anda rasakan.

Saudaraku! Siapkah anda menjalani pengalaman yang begitu menakutkan dan begitu menyakitkan?

Bila saudara tidak kuasa menjalani sakaratul maut yang sangat menyakitkan seperti ini, maka mengapa noda-noda maksiat terus mengotori lembaran amal dan menghitamkan hati anda? Mengapa kaki anda terasa kaku, tangan serasa terbelenggu, mata seakan melekat dan pintu hati seakan terkunci ketika ada seruan beribadah kepada Allah?

Saudaraku! Agar hati anda kembali menjadi lunak dan pintu hati anda terbuka lebar-lebar untuk menerima dan mengamalkan kebenaran, maka alangkah baiknya bila anda sering-sering berziarah ke kuburan. Dengan berziarah ke kuburan, diharapkan anda akan senantiasa menyadari, cepat atau lambat anda pasti menjadi salah seorang dari penghuni kuburan.

"Berziarahlah ke kuburan, karena ziarah ke kuburan itu dapat mengingatkan kalian akan kematian." [Riwayat Muslim].

Saudaraku! Ada satu pertanyaan yang tidak mungkin anda temukan jawabannya sebelum anda mengalaminya sendiri: Termasuk golongan manakah diri anda, apakah termasuk golongan orang-orang mukmin yang dimudahkan ketika menghadapi sakaratul maut ataukah termasuk golongan yang kedua?

Karenanya, marilah kita berjuang, dan berdoa memohon kepada Allah agar diri kita –dengan rahmat dan kemurahan Allah- dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang mendapatkan keteguhan dan kemudahan ketika menghadapi Malaikat Maut dimudahkan. Amiin.

[Penulis : Muhammad Arifin Badri MA adalah Kandidat doktor Universitas Islam Madinah, Madinah - Saudi Arabia] Selengkapnya...

Senin, 25 Oktober 2010

short message service

Batam, 24/10/2010
20:07:33
short message service

Bersamamu mematuhi Allah dan Rasulullah dlm stiap ibdh adl kenikmatan trbesar yg kuterima...

Bersamamu membesarkn anak2 kt dlm kesempurnaan islam adl seindah-indah hidup didunia...

ma awsaau rahmatillah ala abdihi

Selengkapnya...

Sabtu, 16 Oktober 2010

Sahabat

Sahabat
dia ada dikala suka
tapi kemana ketika duka
Sahabat
jangan berdusta
jangan tidak setia
Sahabat
siapa dia?
tak ada.....
hanya hampa semata
Sahabat
disini menanti
dirimu kembali
Sahabat
benar-benar tiada.....

tertatih mencari
tak jua temui
Sahabat
ketika lelah hampiri
cahaya terangi
Sahabat
Engkau tak pergi
Engkau menanti
diriku kembali
Sahabat
tak ingkar janji
selalu disini
setia temani
Sahabat
Dialah Rabb Yang Maha Tinggi.....

note :
catatan seseorang ketika tidak mendapatkan apapun karena bergantung kepada makhluk.....
Parama Dyah R.
Batam, 15 Oktober 2010 Selengkapnya...

Jumat, 15 Oktober 2010

Mengenal Epilepsi sebagai Bentuk kelainan Neurologi

ATOMI DAN FISIOLOGI PENURUNAN KESADARAN


Pusat pengaturan kesadaran pada manusia secara anatomi terletak pada serabut transversal retikularis dari batang otak sampai thalamus dan dilanjutkan dengan formasio activator reticularis, yang menghubungkan thalamus dengan korteks cerebri. Formasio reticularis terletak di substansi grisea otak dari daerah medulla oblongata sampai midbrain dan thalamus. Neuron formasio reticularis menunjukkan hubungan yang menyebar. Perangsangan formasio reticularis midbrain membangkitkan gelombang beta, individu menjadi dalam keadaan bangun dan terjaga. Lesi pada formasio reticularis midbrain mengakibatkan orang dalam stadium koma, dengan gambaran EEG gelombang delta. Jadi formasio reticularis midbrain merangsang ARAS (Ascending Reticular Activating System), suatu proyeksi serabut difus yang menuju bagian area di forebrain. Nuklei reticular thalamus juga masuk dalam ARAS, yang juga mengirimkan serabut difus ke semua area di korteks cerebri (Mardiati, 1996).


Formasio reticularis secara difus menerima dan menyebarkan rangsang, meneria imput dari korteks cerebri, ganglia basalis, hipothalamus, sistem limbik, cerebellum, medula spinalis dan semua sistem sensorik. Sedangkan serabut efferens formasio retikularis yaitu ke medula spinalis, cerebellum, hipothalamus, sistem limbik dan thalamus yang lalu akan berproyeksi ke korteks cerebri dan ganglia basalis (Price, 2006). ARAS juga mempunyai proyeksi non spesifik dengan depolarisasi global di korteks, sebagai kebalikan dari proyeksi sensasi spesifik dari thalamus yang mempunyai efek eksitasi korteks secara khusus untuk tempat tertentu. Eksitasi ARAS umum memfasilitasi respon kortikal spesifik ke sinyal sensori spesifik dari thalamus. Dalam keadaan normal, sewaktu perjalanan ke korteks, sinyal sensorik dari serabut sensori aferens menstimulasi ARAS melalui cabang-cabang kolateral akson. Jika sistem aferens terangsang seluruhnya, proyeksi ARAS memicu aktivasi kortikal umum dan terjaga (Mardiati, 1996).


Neurotransmitter yang berperan pada ARAS yaitu neurotransmitter kolinergik, monoaminergik dan GABA. Korteks serebri merupakan bagian yang terbesar dari susunan saraf pusat di mana korteks ini berperan dalam kesadaran akan diri sendiri terhadap lingkungan atau input-input rangsang sensoris (awareness). Jadi kesadaran akan bentuk tubuh, letak berbagai bagian tubuh, sikap tubuh dan kesadaran diri sendiri merupakan funsi area asosiasi somestetik (area 5 dan 7 brodmann) pada lobus parietalis superior meluas sampai permukaan medial hemisfer (Price, 2006; Tjokronegoro, 2004).


Jaras kesadarannya: masukan impuls dari pusat sensorik pada korteks serebri menuju ARAS kemudian diproyeksikan kembali ke korteks cerebri dan di tempat itu terjadi peningkatan aktivitas korteks dan kesadaran (Price, 2006).


Tingkat Kesadaran Manusia: (Price, 2006)
 Sadar yaitu suatu keadaan sadar penuh, orientasi baik terhadap orang, tempat dan waktu, kooperatif, dapat mengingat angka yang diberitahukan beberapa menit sebelumnya.
 Otomatisme yaitu tingkah laku normal, dapat bicara, kesulitan mengingat, bertindak otomatis tanpa tahu apa yang baru saja dilakukan.
 Konfusi yaitu canggung, mengalami gangguan daya ingat, kurang kooperatif, sulit dibangunkan, bingung.
 Delirium yaitu disorientasi waktu, tempat dan orang, tidak kooperatif, agitasi, gelisah, sulit dibangunkan dari tidurnya.
 Somnolen
 Stupor yaitu diam, tidur, berespon terhadap rangsang suara keras dan cahaya, berespo baik terhadap rangsang sakit.
 Stupor dalam yaitu bisu, sulit dibangunkan, masih berespon terhadap nyeri, tidak ada rangsang verbal, RELEKS PUPIL MASIH ADA.
 Koma yaitu tidak sadar, tidak berespon, refleks masi ada.
 Charus yaitu ketika reflek pupil masih ada
 Koma ireversibel atau mati yaitu refleks tidak ada, pupil dilatasi, tidak ada denyut jantung dan nafas.


POTENSIAL MEMBRAN DAN POTENSIAL AKSI


Semua sel tubuh punya potensial listrik yang melintasi membran yakni sel syaraf dan otot. Kedua sel itu dapat dirangsang oleh impuls elektrokimia sehingga dapat menghantarkan sinyal sepanjang membran.


Fisik dasar potensial membran
1. Potensial membran yang disebabkan oleh difusi
Konsentrasi K dalam membran tinggi ( hal ini disebabkan karena gradien konsentrasi ion kalium dari dalam sel keluar sel besar). Mula-mula ion K berdifusi keluar sehingga muatan positif keluar selanjutnyan elektropositif di luar sementara elektronegatif di dalam (karena anion-anion negatif tetap tertinggal dan menolak ion K kembali ke dalam. Perbedaan potensial dalam hal ini berkisar 94 mV dengan keadaan negatif di dalam membran serat
2. Potensial membran syaraf sewaktu istirahat
Potensial di dalam serat adalah 90 mV lebih negatif daripada potensial dalam cairan ekstrasel di luar.
Transport aktif ion Na dan ion K melalui membran Na-K.
Semua membran sel tubuh punya pompa Na-K (dengan Na keluar dan K ke dalam).
- Pompa elektrogenik menyebabkan muatan positif lebih besar keluar daripada ke dalam.
- Pompa Na-K menyebabkan gradien konsentrasi besar untuk Na, K


Asal potensial membran istirahat normal :
a. Kontribusi potensial difusi kalium. Jika ion K satu-satunya faktor penyebab potensial istirahat, potensial istirahat dalam serat - 94 mV
b. Kontribusi difusi Na melalui membran syaraf. Bila membran sangat permiabel terhadap K +, permiabel terhadap Na+ sedikit dan dalam keadaan itu difusi K+ jauh lebih berperan terhadap potensial membran ( K+ 100 kali dari Na+ ) yaitu sebesar -86 mV
c. Kontribusi pompa Na+ - K+ . Pompa Na- K mengakibatkan penambahan derajat negativitas (-4 mV) di dalam.
Potensial membran istirahat, serat otot lurik besar dan syaraf besar = -90mV, pada serat syaraf, otot kecil- otot polos, neuron SSP potensial membran -40 sampai dengan -60 mV.
(Guyton, 1997)


Potensial Aksi Syaraf
Sinyal syaraf dihantarkan melalui potensial aksi yang mengakibatkan perubahan cepat pada potensial membran. Urutan tahap potensial aksi:
1. Istirahat
Membran dikatakan terpolarisasi karena ada potensial membran negatif yang besar.
2. Tahap depolarisasi
Membran permiabel terhadap ion Na sehingga Na+ mengalir ke dalam akson selanjutnya potensial naik ke arah positif dan terjadilah depolarisasi. Serat syaraf besar melampaui batas sehingga sedikit positif. Hal ini berlawanan dengan neuron SSP
3. Tahap repolarisasi
Setelah tadi membran permiabel terhadap Na, saluran Na tertutup dan saluran K terbuka lebih dari normal sehingga terjadi difusi K+ dan repolarisasi membran. Nilai ambang terjadinya potensial aksi adalah -65mV
Penjalaran potensial aksi. Dimulai dari kenaikan permiabilitas Na+ yang menyebabkan muatan positif di dalam serat syaraf dan kenaikan voltase dalam serat bermielin sedalam 1-3 mm di atas ambang untuk mulai potensial aksi selanjutnya saluran Na terbuka. Proses depolarisasi terjadi di seluruh serat yakni impuls syaraf atau otot.
(Guyton, 1997)

MEKANISME UMUM KONTRAKSI OTOT
a. Potensial aksi berjalan sepanjang syaraf motorik sampai ke ujungnya pada serat otot
b. Pada tiap ujung, saraf mensekresi substansi neurotransmiter, yaitu asetilkolin dalam jumlah sedikit
c. Asetilkolin bekerja setempat pada membran serat otot membuka banyak saluran bergerbang asetilkolin melalui molekul-molekul protei dalam membran serat otot.
d. Saluran asetilkolin terbuka menyebabkan ion Na+ masuk ke dalam membran dan potensial aksi berjalan sehingga terjadi depolarisasi membran serat otot dan secara dalam potensial aksi tersebut serat otot. Retikulum sarkoplasma banyak melepas ion Ca ke dalam miofibril. Ion Ca memiliki kekuatan menarik antara aktin dan miosin sehingga terjadi proses kontraksi.
( Guyton, 1997)


EKSITASI OTOT RANGKA
Sekresi asetilkolin oleh terminal saraf. Impul saraf di sambungan neuromuskular menyebabkan kurang lebih 25 kantong akan dilepas ke celah sinaps kemudian asetilkolin ditangkap reseptor pada membran otot dan hal itu akan membuka saluran ion bergerbang ase sehingga banyak ion masuk terutama Na+ ke dalam potensial lempeng akhir dan terjadi potensial aksi ( Guyton, 1997)


KEJANG
Kejang adalah suatu gerakan anggota tubuh yang tidak disadari, dan ditimbulkan oleh kontraksi sebagian atau seluruh otot-otot tubuh. Kontraksi otot-otot secara spontan ini tidak dikendalikan dan biasanya disebabkan suatu rangsangan terhadap susunan syaraf.


Patofisiologi kejang kelangsungan hidup sel atau organ didapatkan dari hasil metabolisme. Sedangkan bahan untuk metabolisme otak terpenting adalah glukosa. Sifat proses itu adalah oksidasi dimana oksigen disediakan dengan perantaraan fungsi paru-paru dan diteruskan ke otak melalui sistem kardiovaskuler. Jadi sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi dipecah menjadi CO2 dan H2O. Sel dikelilingi oleh suatu membran yang permukaan dalamnya adalah lipoid dan permukaan luar adalah ionik. Dalam keadaan normal, membran sel neuron dapat dilalui dengan mudah oleh ion kalium (K+ ) dan sangat sulit dilalui oleh ion natrium (Na+ ) dan elektrolit lainnya, kecuali ion klorida (Cl- ). Akibatnya konsentrasi K+ dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi Na+ rendah, sedangkan di luar sel neuron terdapat keadaaan sebaliknya. Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan di luar sel maka terdapat perbedaan potensial yang disebut potensial membran dari sel neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial membran ini diperlukan energi dan bantuan enzim Na- K- ATP ase yang terdapat pada permukaan sel. Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah dengan adanya : a) perubahan konsentrasi ion di ruang ekstraseluler, b) rangsangan yang datangnya mendadak misalnya mekanis, kimiawi, atau aliran listrik dari sekitarnya, c) perubahan patofisiologi dari membran sendiri. Pada kenaikan suhu tubuh tertentu dapat terjadi perubahan keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari ion Kalium maupun ion Natrium melalui membran tadi, dengan akibat terlepasnya muatan listrik. Lepas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas ke seluruh sel maupun ke membran sel tetangganya dengan bantuan bahan yang disebut neurotransmitter dan terjadilah kejang. Perlu diketahui bahwa tiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda dan tergantung dari tinggi rendahnya ambang seseorang anak menderita kejang pada kenaikan suhu tubuh tertentu. Pada anak dengan ambang kejang yang rendah, kejang telah terjadi pada suhu 380C sedangkan dengan anak yang mempunyai ambang kejang yang tinggi, kejang baru terjadi pada sushu 410C atau lebih. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa terulangnya kejang demam lebuh sering terjadi pada pada ambang kejang yang rendah. ( Hasan, 2005 )


Selain itu di tingkat membransel, fokus kejang memperlihatkan beberapa fenomena biokimia, termasuk berikut ini : a) instabilitas membran sel saraf, sehingga sel lebih mudah mengalami pengaktifan, b) neuron-neuron hipersensitif dengan ambang untuk melepaskan muatan menurun dn apabila terpicu akan melepaskan muatan secara berlebihan, c) kelainan polarisasi (polarisasi berlebihan, hipopolarisasi, atau selang waktu dalam repolarisasi) yang disebabkan oleh kebaikan asetikolin atau defisiensi GABA. d) ketidakseimbangan ion yang mengubah keseimbangan asam basa atau elektrolit. ( Sylvia, 2006)


Tetapi pada kejang yang berlangsung lama (lebih dari 15 menit) biasanya disertai apnea, meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapnia, asidosis laktat yang disebabkan oleh metabolisme anaerobik, hipotensi arterial disertai denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh makin meningkat. ( Hasan, 2005).


Klasifikasi kejang dibagi menjadi kejang parsial dan generalisata berdasarkan apakah kesadaran utuh atau lenyap. Kejang parsial dimulai di suatu daerah di otak, biasanya corteks serebrum. Gejala kejang ini bergantung pada lokasi fokus di otak. Kejang parsial memiliki ciri kesadaran utuh walaupun mungkin berubah fokus di satu bagian tetapi dapat menyebar ke bagian seni. Kejang parsial dibagi atas parsial sederhana dan parsial kompleks.


Sedangkan untuk kejang generalisata mempunyai ciri khas dengan hilangnya kesadaran, tidak ada awitan fokal, bilateral dan simetrik, tidak suara. Kejang generalisata melibatkan seluruh korteks serebrum dan diensefalon serta ditandai dengan awitan aktivitas kejang yang bilateral dan simetrik yang terjadi di kedua hemisfer tanpa tanda-tanda bahwa kejang berawal sebagai kejang fokal.


Terdapat beberapap tipe kejang generalisata, antara lain :

1) kejang absence ynag ditandai dengan hilangnya kesadaran secara singkat, jarang berlangsung lebih dari beberapa detik. Kejang absence hampir selalu terjadi pada anak, awitan jarang dijumpai setelah usia 20 tahun. Serangan mungkin menghilang setelah pubertas, dan digantikan dengan kejang tipe lain, terutama tonik-klonik.

2) kejang tonik-klonik adalah epilepsi kejang yang klasik. Kejang ini diawali dengan hilangnya kesadaran secara cepat. Kejang tonik-klonik demam atau yang biasa disebut dengan kejang demam, paling sering terjadi pada anak berusia kurang dari 5 tahun. Teori menyarankan bahwa kejang ini disebabkan oleh hiperemia yang muncul secara cepat yang berkaitan dengan infeksi virus atau bakteri . kejang ini umunya singkat dan biasanya terdapat predisposisifamilial. Pada beberapa kasus kejang dapat berlanjut melewati masa anak, dan anak mungkin mengalami kejang non-demam pada tahap kehidupanselanjutnya.

3) kejang mioklonik, kontraksi mirip syok mendadak yang terbatas pada beberapa otot atau tungkai dan ecnderung singkat.

4) kejang atonik, hilangnya secara mendadak tonus otot disertai lenyapnya postur tubuh.

5) kejang klonik, gerakan menyentak, repetitif, tajam, lambat, tunggal, atau multiple padabegian lengan, tungkai, atau torso.

6) kejang tonik, peningkatan mendadak tonus otot (menjadi kaku, (kontraksi) ) wajah dan tubuh bagian atas; fleksi lengan dan ekstensi tungkai.


Manifestasi klinis. Terjadinya bangkitan kejang pada bayi dan anak kebanyakan bersamaan dengan kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat yang disebabkan oleh infeksi. Serangan kejang biasanya terjadi dalam 24 jam pertama sewaktu demam, berlangsung singkat dengan sifat bangkitan dapat berbentuk tonik-klonik, tonik, klonik, fokal atau akinetik. Mungkin kadang tersirat pertanyaan bahwa kejang demam salah satu gejalanya dapat mengarah pada epilepsi.

Untuk menjawab hal ini, maka Livingstone membuat kriteria dan membagi kejang demam atas 2 golongan, yaitu :

1) kejang demam sederhana dan

2) epilepsi yang diprovokasi oleh demam.

Kriteria tersebut dapat dijadikan sebagai pedoman dalam menegakkan diagnosis kejang demam sederhana, antara lain : 1) umur anak ketika kejang antara 6 bulan dan 4 tahun 2) kejang berlangsung hanya sebentar saja, tidak lebih dari 15 menit 3) kejang bersifat umum 4) kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbulnya demam 5) pemeriksaan saraf sesudah dan sebelum kejang normal 6) pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya 1 minggu sesudah suhu normal tidak menunjukkan kelainan 7) frekuensi bangkitan kejang di dalam 1 tahun tidak melebihi 4 kali. ( Hasan, 2005 )
Diagnosis banding kelainan di dalam otak biasanya karena infeksi, misalnya meningitis, ensefalitis, abses otak dan lainnya. ( Hasan, 2005 )


EPILEPSI
Epilepsi adalah sindroma otak kronis dengan berbagai macam etiologi dengan ciri-ciri timbulnya serangan paroksismal dan berkala akibat lepas muatan listrik neron-neron otak secara berlebihan dengan berbagai manifestasi klinik dan laboratorik.


Etiologi epilepsi dapat dibagi atas 2 kelompok :

1) epilepsi idiopatik yang penyebabnya belum diketahui pasti dan merupakan penyebab dari 50% epilepsi pada anak, dimana awitannya pada usia lebih dari 3 tahun.

2) epilepsi simtomatik. Penyebab epilepsi dibedakan berdasarkan kelompok yaitu :
a) kelompok usia 0-6 bulan biasanya disebabkan karena : 1) kelainan intra-uterin, yang dapat disebabkan oleh gangguan migrasi dan diferensiasi sel neuron 2) kelainan selama persalinan berhubungan dengan asfiksia dan perdarahan intrakranial, biasanya kelainan maternal, misalanya hipotensi, eklamsia 3) kelainan kongenital, dapat disebabkan oleh kromosom abnormal, radiasi 4) gangguan metabolik, misalnya hipoglikemia, hipokalsemia, hiponatremia, dan defisiensipiridoksin 5) infeksi susunan saraf pusat, misalnya ensefalitis, meningitis.
b) kelompok usia 6 bulan – 3 tahun, biasanya disebabkan oleh cedera kepala, gangguam metabolik, serta degenerasi serebral primer dapat terjadi oleh gangguan enzim yang diturunkan secara genetik.
c) kelompok anak-anak sampai remaja biasanya disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, parasit dan abse otak yang frekuensinya sampai 32 %, yang meningkat setelah tindakan operasi.
d) kelompok usia muda terjadi dikarenakan cedera kepala yang merupakan faktor primer, disusul tumor otak dan infeksi
e) kelompok usia lanjut biasanya karena gangguan peredaran darah otak.
(Harsono, 1996)


Faktor Pencetus dan Ambang Rangsangan Serangan , ini biasanya disebabkan oleh kurang tidur yang dapat mengganggu aktivitas sel otak; stress emosional;, infeksi dapat disertai demam, dan demam inilah yang menyebabkan perubahan kimiawi di otak yang dapat menimbulkan kejang; obat tertentu yang dapat menimbukan serangan kejang seperti obat-obat antidepresan trisiklik, obat tidur atau fenotiasin; alkohol yang menyebabkan hilangnya faktor penghambat terjadinya serangan; perubahan hormonal saat menstruasi, stress, kehamilan; terlalu lelah yang dapat menimbulkan hiperfentilasi dan peningkatan CO2 dalam darah sehingga menyebabkan penciutan pembuluh darah otak; foto sensitif, sensitif terhadap kilatan cahaya kisaran 10-15 Hz ( seperti diskotik, pesawat televisi). ( Harsono 1996)


Manifestasi klinik dapat berupa kejang-kejang, gangguan kesadaran atau gangguan penginderaan. Sedangkan manifestasi laboratorik berupa kelainan gambaran EEG. Namun demikian seringkali ditemukan kesulitan dalam menetapkan diagnosis epilepsi, misalnya pada anak dengan serangan kejang demam yang berulang.


MANIFESTASI KLINIS
Epilepsi umum :
1. Major : Grand mal (meliputi 75% kasus epilepsi) meliputi tipe primer dan sekunder. Epilepsi grand mal ditandai dengan hilang kesadaran dan bangkitan tonik-tonik. Manifestasi klinik kedua golongan epilepsi grand mal tersebut sama, perbedaan terletak pada ada tidaknya aura yaitu gejala pendahulu atau preiktal sebelum serangan kejang-kejang. Pada epilepsi grand mal simtomatik selalu didahului aura yang memberi manifestasi sesuai dengan letak fokus epileptogen pada permukaan otak. Bangkitan sendiri dimulai dengan hilang kesadaran sehingga aktivitas pasien terhenti. Kemudian pasien mengalami kejang tonik. otot-otot berkontraksi sangat hebat, pasien terjatuh, lengan fleksi dan tungkai ekstensi. Udara paru-paru terdorong keluar dengan deras sehingga terdengar jeritan yang dinamakan jeritan epilepsi. Kejang tonik ini kemudian disusul dengan kejang klonik. Kejang tonik-klonik berlangsung 2-3 menit. Selain kejang-kejang terlihat aktivitas vegetatif seperti berkeringat, midriasis pupil, refleks cahaya negatif, mulut berbuih dan sianosis. Kejang berhenti secara berangsur-angsur dan pasien dalam keadaan stupor sampai koma. Kira-kira 4-5 menit kemudian pasien bangun, termenung dan kalau tak diganggu akan tidur beberapa jam. Frekuensi bangkitan dapat setiap jam sampai setahun sekali.


2. Minor : Elipesi petit mal yang sering disebut pykno epilepsi ialah epilepsi umum yang idiopatik. Bangkitan berupa kehilangan kesadaran yang berlangsung tak lebih dari 10 detik. Sikap berdiri atau duduk sering kali masih dapat dipertahankan Kadang-kadang terlihat gerakan alis, kelopak dan bola mata. Setelah sadar biasanya pasien dapat melanjutkan aktivitas semula. Bangkitan mioklonus, bangkitan berupa gerakan involunter misalnya anggukan kepala, fleksi lengan yang teijadi berulang-ulang. Bangkitan terjadi demikian cepatnya sehingga sukar diketahui apakah ada kehilangan kesadaran atau tidak. Bangkitan ini sangat peka terhadap rangsang sensorik. Bangkitan akinetik, bangkitan berupa kehilangan kelola sikap tubuh karena menurunnya tonus otot dengan tiba-tiba dan cepat sehingga pasien jatuh atau mencari pegangan dan kemudian dapat berdiri kembali. Ketiga jenis bangkitan ini (petit mal, mioklonus dan akinetik) dapat terjadi pada seorang pasien dan disebut trias Lennox-Gastaut. Spasme infantile, timbul pada bayi 3-6 bulan dan lebih sering pada anak laki-laki. Penyebab yang pasti belum diketahui, namun selalu dihubungkan dengan kerusakan otak yang luas seperti proses degeneratif, gangguan akibat trauma, infeksi dan gangguan pertumbuhan. Bangkitan dapat berupa gerakan kepala kedepan atau keatas, lengan ekstensi, tungkai tertarik ke atas, kadang-kadang disertai teriakan atau tangisan, miosis atau midriasis pupil, sianosis dan berkeringat.


Epilepsi parsial:
Bangkitan motorik, fokus epileptogen terletak di korteks motorik. Bangkitan kejang pada salah satu atau sebagian anggota badan tanpa disertai dengan hilang kesadaran. Pasien seringkali dapat melihat sendiri gerakan otot yang misalnya dimulai pada ujung jari tangan, kemudian ke otot lengan bawah dan akhirnya seluruh lengan. Bangkitan sensorik, bangkitan yang terjadi tergantung dari letak fokus epileptogen pada koteks sensorik. Bangkitan somato sensorik dengan fokus terletak di gyrus post centralis memberi gejala kesemutan, nyeri pada salah satu bagian tubuh, perasaan posisi abnormal atau perasaan kehilangan salah satu anggota badan. Aktivitas listrik pada bangkitan ini dapat menyebar ke neron sekitarnya dan dapat mencapai korteks motorik sehingga terjadi kejang-kejang. Epilepsi lobus temporalis, jarang terlihat pada usia sebelum 10 tahun. Memperlihatkan gejala fokalitas yang khas sekali.


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Elektroensefalografi (EEG) merupakan pemeriksaan penunjang yang informatif yang dapat memastikan diagnosis epilepsi. Ada 4 macam frekuensi gelombang EEG yaitu gelombang alfa saat bangun tidur, beta aktivitas, theta stress emosi, dan delta saat tidur. Sedangkan gelombang patologis ada 5 yaitu gelombang runcing, tajam, runcing lambat, runcing multipel, dan hipsaritmia.
Pemeriksaan tambahan lain adalah pemeriksaan foto polos kepala yang berguna untuk mendeteksi adanya fraktur tulang tengkorak; CT-Scan, pemeriksaan laboratorium memastikan adanya kelainan sistemik seperti hipoglikemia, hiponatremia,uremia, dan lain-lain, juga pemeriksaan psikologis dan psikiatrik.


DIAGNOSIS BANDING
Narkolepsi, serangan hipersomnia yang bisa beberapa hari. Di antara periode hipersomnia pasien memperlihatkan kesadaran normal (Sidharta, 2003). Kejang demam, kejang demam terbagi dua, yaitu kejang demam yang sederhana dan kejang demam yang akibat penyakit lain atau gangguan dalam tengkorak kepala. Histeria, suatu keadaan dimana pasien (biasanya wanita) mengalihkan pasienan jiwanya ke pasienan jasmani. Ciri-cirinya ialah setiap kali serangan tak pernah sendirian, selalu ada orang lain di sekitarnya, terutama yang ada hubungannya dengan konflik emosionalnya. Sinkope, Pada sinkope kesadaran menghilang karena iskemi otak. Bila hipoksia/iskemi otak berlangsung lama dapat terjadi kejang. Tiga penyebab utama sinkope ialah refleks vaskular yang abnormal, terganggunya refleks sipatik, kelainan jantung yang menyebabkan aritmia/asistol.

PENATALAKSANAAN
Tujuan penanggulangan ialah mengatasi/mengendalikan serangan dengan atau tanpa obat, serta mengurangi/meniadakan dampak psikososial. Pengobatan epilepsi diberikan berdasarkan jenis epilepsi yang diderita. Beberapa obat epilepsi yang dapat digunakan antara lain:
1. Grand mal : Phenobarbital, dlantin, mysolin, tegretol, mephenytoin (mesantoin), mephobarbital, bromide, Na-valproat.
2. Petit mal : Ethosuximide, Na-valproat, clonazepam, trimethadione, paramethadione, acetazolamide.
3. Lob. Temporalis : Tegretol, diantin, primidon, phenobarbital, mephobarbital, phenacemid.
4. Minor motor : Clonazepam, diazepam, mysoline, Na-valproat, ketogenik diet.
5. Fokal : Dilantin, mysoline, luminal.
6. Spasme infantil : ACTH, mogadon, kotikosteroid ( Sylvia, 2006 )

Untuk penanganan pertama kejang dilakukan :
Pemberian diazepam IV (0,3 mg/kgBB) atau diazepam rectal ( 10kg = 10mg). Apabila kejang tidak berhenti, tunggu 15 menit, kemudian dapat diulang dosis dan cara yang sama. Apabila kejang telah berhenti, berikan dosis awal fenobarbital. Untuk pengobatan rumat, 4 jam kemudian diberikan dosis fenobarbital 8-10 mg/kgBB selama 2 hari dibagi 2 dosis, dan hari selanjutnya diberikan fenobarbital 4-5 mg/kgBB dibagi 2 dosis.
( Hasan, 2005 )


http://dokternia.blog.uns.ac.id/2009/10/29/mengenal-epilepsi-sebagai-bentuk-kelainan-neurologi-2/ Selengkapnya...

Kejang Demam

Apakah kejang demam itu ?

Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada saat seorang bayi atau anak mengalami demam tanpa infeksi sistem saraf pusat (1,2). Hal ini dapat terjadi pada 2-5 % populasi anak. Umumnya kejang demam ini terjadi pada usia 6 bulan – 5 tahun dan jarang sekali terjadi untuk pertama kalinya pada usia <> 3 tahun.

Tidak ada nilai ambang suhu untuk dapat terjadinya kejang demam (2). Selama anak mengalami kejang demam, ia dapat kehilangan kesadaran disertai gerakan lengan dan kaki, atau justru disertai dengan kekakuan tubuhnya. Kejang demam ini secara umum dapat dibagi dalam dua jenis yaitu (1,2):

  • Simple febrile seizures : kejang menyeluruh yang berlangsung <>
  • Complex febrile seizures / complex partial seizures : kejang fokal (hanya melibatkan salah satu bagian tubuh), berlangsung > 15 menit, dan atau berulang dalam waktu singkat (selama demam berlangsung).

Risiko berulangnya kejang demam

Simple febrile seizures tidak meningkatkan risiko kematian, kelumpuhan, atau retardasi mental. Risiko epilepsi pada golongan ini adalah 1%, hanya sedikit lebih besar daripada populasi umum. Risiko yang dimiliki hanyalah berulangnya kejang demam tersebut pada 1/3 anak yang mengalaminya. Beberapa hal yang merupakan faktor risiko berulangnya kejang demam adalah (1,2):

  • Usia <>
  • Riwayat kejang demam dalam keluarga
  • Kejang demam terjadi segera setelah mulai demam atau saat suhu sudah relatif normal
  • Riwayat demam yang sering
  • Kejang pertama adalah complex febrile seizure

Risiko berulangnya kejang demam adalah 10% tanpa faktor risiko, 25% dengan 1 faktor risiko, 50% dengan 2 faktor risiko, dan dapat mencapai 100% dengan ≥ 3 faktor risiko.

Penanganan kejang demam

Dalam penanganan kejang demam, orang tua harus mengupayakan diri setenang mungkin dalam mengobservasi anak. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut (2,3):

  • Anak harus dibaringkan di tempat yang datar dengan posisi menyamping, bukan terlentang, untuk menghindari bahaya tersedak.
  • Jangan meletakkan benda apapun dalam mulut si anak seperti sendok atau penggaris, karena justru benda tersebut dapat menyumbat jalan napas.
  • Jangan memegangi anak untuk melawan kejang.
  • Sebagian besar kejang berlangsung singkat dan tidak memerlukan penanganan khusus.
  • Jika kejang terus berlanjut selama 10 menit, anak harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat. Sumber lain menganjurkan anak untuk dibawa ke fasilitas kesehatan jika kejang masih berlanjut setelah 5 menit. Ada pula sumber yang menyatakan bahwa penanganan lebih baik dilakukan secepat mungkin tanpa menyatakan batasan menit (4).
  • Setelah kejang berakhir (jika <>

Jika anak dibawa ke fasilitas kesehatan, penanganan yang akan dilakukan selain poin-poin di atas adalah sebagai berikut (3,4):

  • Memastikan jalan napas anak tidak tersumbat
  • Pemberian oksigen melalui face mask
  • Pemberian diazepam 0,5 mg/kg berat badan per rektal (melalui anus) atau jika telah terpasang selang infus 0,2 mg/kg per infus
  • Pengawasan tanda-tanda depresi pernapasan
  • Sebagian sumber menganjurkan pemeriksaan kadar gula darah untuk meneliti kemungkinan hipoglikemia. Namun sumber lain hanya menganjurkan pemeriksaan ini pada anak yang mengalami kejang cukup lama atau keadaan pasca kejang (mengantuk, lemas) yang berkelanjutan (1).

Berikut adalah tabel dosis diazepam yang diberikan :

Terapi awal dengan diazepam
Usia Dosis IV (infus) (0.2mg/kg) Dosis per rectal (0.5mg/kg)
<> 10 years 5–10 mg 10–15 mg

Jika kejang masih berlanjut :

    • Pemberian diazepam 0,2 mg/kg per infus diulangi. Jika belum terpasang selang infus, 0,5 mg/kg per rektal
    • Pengawasan tanda-tanda depresi pernapasan

Jika kejang masih berlanjut :

    • Pemberian fenobarbital 20-30 mg/kg per infus dalam 30 menit atau fenitoin 15-20 mg/kg per infus dalam 30 menit.
    • Pemberian fenitoin hendaknya disertai dengan monitor EKG (rekam jantung).

Jika kejang masih berlanjut, diperlukan penanganan lebih lanjut di ruang perawatan intensif dengan thiopentone dan alat bantu pernapasan.

Perlu tidaknya pemeriksaan lanjutan

Setelah penanganan akut kejang demam, sumber demam perlu diteliti. Dalam sebuah penelitian, sumber demam pada kejang demam antara lain infeksi virus (tersering), otitis media, tonsilitis, ISK, gastroenteritis, infeksi paru2 (saluran napas bagian bawah), meningitis, dan pasca imunisasi.

Beberapa pemeriksaan lanjutan hanya diperlukan jika didapatkan karakteristik khusus pada anak.

Pungsi lumbar (1)

Pungsi lumbar adalah pemeriksaan cairan serebrospinal (cairan yang ada di otak dan kanal tulang belakang) untuk meneliti kecurigaan meningitis. Pemeriksaan ini dilakukan setelah kejang demam pertama pada bayi (usia <>

  • Memiliki tanda peradangan selaput otak (contoh : kaku leher)
  • Mengalami complex partial seizure
  • Kunjungan ke dokter dalam 48 jam sebelumnya (sudah sakit dalam 48 jam sebelumnya)
  • Kejang saat tiba di IGD (instalasi gawat darurat)
  • Keadaan post-ictal (pasca kejang) yang berkelanjutan. Mengantuk hingga sekitar 1 jam setelah kejang demam adalah normal.
  • Kejang pertama setelah usia 3 tahun

Pada anak dengan usia > 18 bulan, pungsi lumbar dilakukan jika tampak tanda peradangan selaput otak, atau ada riwayat yang menimbulkan kecurigaan infeksi sistem saraf pusat. Pada anak dengan kejang demam yang telah menerima terapi antibiotik sebelumnya, gejala meningitis dapat tertutupi, karena itu pada kasus seperti itu pungsi lumbar sangat dianjurkan untuk dilakukan.

EEG (electroencephalogram) (1)

EEG adalah pemeriksaan gelombang otak untuk meneliti ketidaknormalan gelombang. Pemeriksaan ini tidak dianjurkan untuk dilakukan pada kejang demam yang baru terjadi sekali tanpa adanya defisit (kelainan) neurologis. Tidak ada penelitian yang menunjukkan bahwa EEG yang dilakukan saat kejang demam atau segera setelahnya atau sebulan setelahnya dapat memprediksi akan timbulnya kejang tanpa demam di masa yang akan datang. Walaupun dapat diperoleh gambaran gelombang yang abnormal setelah kejang demam, gambaran tersebut tidak bersifat prediktif terhadap risiko berulangnya kejang demam atau risiko epilepsi.

Pemeriksaan laboratorium (1)

Pemeriksaan seperti pemeriksaan darah rutin, kadar elektrolit, kalsium, fosfor, magnesium, atau gula darah tidak rutin dilakukan pada kejang demam pertama. Pemeriksaan laboratorium harus ditujukan untuk mencari sumber demam, bukan sekedar sebagai pemeriksaan rutin.

Neuroimaging (1)

Yang termasuk dalam pemeriksaan neuroimaging antara lain adalah CT-scan dan MRI kepala. Pemeriksaan ini tidak dianjurkan pada kejang demam yang baru terjadi untuk pertama kalinya.

Risiko dan keuntungan penanganan jangka panjang

Pemberian obat-obatan jangka panjang untuk mencegah berulangnya kejang demam jarang sekali dibutuhkan dan hanya dapat diresepkan setelah pemeriksaan teliti oleh spesialis (2). Beberapa obat yang digunakan dalam penanganan jangka panjang adalah sebagai berikut.

Antipiretik

Antipiretik tidak mencegah kejang demam (5,6). Penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan dalam pencegahan berulangnya kejang demam antara pemberian asetaminofen setiap 4 jam dengan pemberian asetaminofen secara sporadis. Demikian pula dengan ibuprofen.

Diazepam

Pemberian diazepam per oral atau per rektal secara intermiten (berkala) saat onset demam dapat merupakan pilihan pada anak dengan risiko tinggi berulangnya kejang demam yang berat (2,6). Namun, edukasi orang tua merupakan syarat penting dalam pilihan ini. Efek samping yang dilaporkan antara lain ataksia (gerakan tak beraturan), letargi (lemas, sama sekali tidak aktif), dan rewel. Pemberian diazepam juga tidak selalu efektif karena kejang dapat terjadi pada onset demam sebelum diazepam sempat diberikan (5). Efek sedasi (menenangkan) diazepam juga dikhawatirkan dapat menutupi gejala yang lebih berbahaya, seperti infeksi sistem saraf pusat.

Profilaksis (obat pencegahan) berkelanjutan

Efektivitas profilaksis dengan fenobarbital hanya minimal, dan risiko efek sampingnya (hiperaktivitas, hipersensitivitas) melampaui keuntungan yang mungkin diperoleh (5). Profilaksis dengan carbamazepine atau fenitoin tidak terbukti efektif untuk mencegah berulangnya kejang demam. Asam valproat dapat mencegah berulangnya kejang demam, namun efek samping berupa hepatotoksisitas (kerusakan hati, terutama pada anak berusia <>

Dari berbagai penelitian tersebut, satu-satunya yang dapat dipertimbangkan sebagai profilaksis berulangnya kejang demam hanyalah pemberian diazepam secara berkala pada saat onset demam, dengan dibekali edukasi yang cukup pada orang tua. Dan tidak ada terapi yang dapat meniadakan risiko epilepsi di masa yang akan datang (6).

Imunisasi dan kejang demam

Walaupun imunisasi dapat menimbulkan demam, namun imunisasi jarang diikuti kejang demam. Suatu penelitian yang dilakukan memperlihatkan risiko kejang demam pada beberapa jenis imunisasi sebagai berikut (2):

  • DTP : 6-9 per 100.000 imunisasi. Risiko ini tinggi pada hari imunisasi, dan menurun setelahnya.
  • MMR : 25-34 per 100.000 imunisasi. Risiko meningkat pada hari 8-14 setelah imunisasi.

Kejang demam pasca imunisasi tidak memiliki kecenderungan berulang yang lebih besar daripada kejang demam pada umumnya. Dan kejang demam pasca imunisasi kemungkinan besar tidak akan berulang pada imunisasi berikutnya. Jadi kejang demam bukan merupakan kontra indikasi imunisasi.

Sumber

http://aappolicy.aappublications.org/cgi/content/full/pediatrics;103/6/e86

http://milissehat.web.id/?p=51


Selengkapnya...