”Yaa muqallibal qulub, tsabbit qalbii ‘alaa diinika”

”Wahai Rabb yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku pada agama-Mu”

Aamiin...

(Hadist Riwayat at-Tirmidzi, Ahmad dan al-Hakim dishahihkan oleh adz-Dzahabi)

Jumat, 29 Oktober 2010

Epilepsi

Written by Administrator
Thursday, 14 August 2008 10:37
Aktivitas listrik simpang siur dan terjadi terus menerus pada otak kita. Proses berpikir atau melakukan gerakkan dapat terjadi oleh jutaan impuls saraf yang mengalir dari satu sel otak ke sel otak lainnya. Adanya hentakkan listrik yang terus menerus dalam otak akan menimbulkan masalah. Ledakkan listrik pada saraf otak yang kuat akan memicu kejang. Saat serangan kejang, biasanya penderita tidak sadarkan diri dan tidak dapat mengendalikan beberapa bagian tubuhnya.
Tidak setiap kejang adalah tanda epilepsi. Sebagai contoh, anak-anak yang mengalami demam tinggi mungkin akan kejang tanpa gejala lain. Pukulan atau benturan kuat pada kepala orang dewasa yang sehat dapat memicu kejang. Jika seseorang menderita epilepsi, bagaimanapun otaknya tetap rentan terhadap kejang untuk beberapa waktu yang lama.

Pada kebanyakkan kasus, adalah tidak mungkin untuk menentukan dengan tepat penyebabnya. Para ahli berpendapat epilepsi biasanya dimulai dari berbagai faktor kompleks yang saling mempengaruhi, termasuk faktor genetik, infeksi atau trauma serta kepekaan terhadap pemicu-pemicu dari luar (eksternal) seperti stress atau kilatan cahaya.

Epilepsi memiliki beberapa tipe kejang yang berbeda dan dapat diatasi dengan pengobatan yang tepat. Pada beberapa penderita, gangguan hantaran impuls listrik biasanya mempengaruhi salah satu bagian otak dan para dokter cenderung menyebutnya epilepsi parsial; sedangkan pada penderita lain kejang terjadi di seluruh bagian otak. Sedangkan tipe serangan epilepsi lainnya dimulai dari suatu area di otak yang menyebabkan kejang “lokal” kemudian menyebar ke area yang lebih luas. Seorang dokter harus dapat menentukan jenis epilepsi yang diderita seseorang dengan menanyakan gejala-gejala yang terjadi serta memeriksa gelombang otak dengan suatu alat yang disebut elektroensefalogram (EEG).

Serangan yang terjadi jarang berbahaya. Bagaimanapun serangan epilepsi dapat menimbulkan luka saat penderita kehilangan kesadaran dan terjatuh, apalagi jika kepala atau bagian tubuh lainnya terbentur. Mereka yang menderita kejang tidak aman berada di kolam renang atau mengendarai mobil. Kebanyakkan negara bagian di Amerika Serikat melarang penderita epilepsi mengendarai mobil kecuali jika penderita telah bebas kejang selama beberapa waktu biasanya 3 hingga 18 bulan. Harus diperhatikan lamanya serangan, bila lebih dari 5 menit dapat menyebabkan komplikasi yang serius, sehingga perlu mencari pertolongan segera.

Serangan kejang sering datang dan pergi dimanapun juga. Serangan dapat timbul terutama saat masa stress atau kurang tidur. Pada beberapa orang serangan dapat dipicu oleh alkohol, kilatan cahaya atau pengaruh lingkungan lainnya.

Bagaimana Saya Mengetahui Bahwa Saya Menderita Epilepsi ?

Kejang adalah ciri khas epilepsi, tetapi tidak setiap kejang adalah sama. Banyak penderita menunjukkan gejala yang samar, perasaan yang aneh pada tubuh mereka, agak bingung, perasaan dejavu atau mencium/merasai bau tertentu. Jika lonjakan impuls saraf dalam otak cukup kuat, penderita mengalami guncangan yang tidak terkontrol atau kehilangan kesadarannya selama beberapa menit. Epilepsi tipe grand mal terjadi serangan kenjang disertai hilangnya kesadaran selama 30 hingga 60 detik bahkan pada beberapa kasus penderita tidak dapat mengkontrol buang air besar dan buang air kecil. Pada epilepsi petit mal yang sangat ringan, penderita terdiam dan tidak bergerak atau hilangnya perhatian terhadap lingkungan sekitarnya dalam beberapa detik, sementara itu juga terjadi kehilangan kesadaran yang singkat sehingga luput dari perhatian orang-orang yang berdiri di dekatnya.

Pada beberapa orang, terutama anak-anak akibat serangan epilepsi yang dialami akan mempengaruhinya secara emosional---merasa ketakutan jika mengalami kejang atau dengan pengobatan yang berbeda oleh seseorang yang tidak memahami penyakit epilepsi. Tetapi dengan meningkatkan pengetahuan maka penderita dapat mengurangi rasa khawatir dalam hidupnya.

Bagaimana Mengobati Epilepsi ?

Saat ini banyak jenis obat epilepsi yang tersedia dan dapat mengkontrol serangan kejang epilepsi. Obat epilepsi yang diberikan dokter kepada penderita tergantung pada tipe kejang yang diderita---serta efek samping obat tersebut. Obat-obat yang dapat dipertimbangkan, seperti Tegretol yaitu obat yang sering diresepkan dokter bagi penderita epilepsi dengan efek samping pusing, rasa kantuk, mual, muntah dan yang sangat jarang adalah kegagalan fungsi hati. Beberapa jenis obat antiepilepsi bahkan berinteraksi dengan obat-obat lainnya bahkan berinteraksi dengan pil KB sehingga efek pil tersebut tidak efektif. Konsultasikan dengan dokter semua obat yang diperoleh termasuk obat-obat yang dijual bebas termasuk suplemen vitamin. Tanyakan pada dokter tiap efek samping obat yang harus Anda perhatikan, hal ini dapat dilakukan dengan mengurangi dosis obat atau pengobatannya digantikan dengan yang lain (tetapi dengan pengawasan dokter).

Akhirnya, semuanya obat dihentikan bersamaan; diperkirakan 60% penderita epilepsi dewasa yang tetap bebas serangan selama pengobatan dapat menghentikan obat epilepsi dalam waktu 5 hingga 10 tahun. Banyak anak-anak dengan epilepsi tidak mengalami serangan epilepsi lagi setelah berusia 20-an.

Wanita penderita epilepsi yang menginginkan kehamilan harus membicarakan masalahnya pada dokter, karena berdasarkan penelitian menunjukkan resiko mendapatkan bayi dengan kelainan bawaan lahir 2 hingga 3 kali lebih besar dibandingkan wanita lain. Baik efek yang ditimbulkan oleh obat-obat epilepsi---maupun serangan kejang yang ditimbulkan memberikan resiko pada janin yang dikandung. Sangat banyak ibu penderita epilepsi melahirkan bayi yang sehat---bebas epilepsi dan cacat bawaan lahir---wanita tersebut mengatasi penyakit epilepsinya dengan minum 1 jenis obat epilepsi (dengan persetujuan dokter) dan suplemen asam folat pada saat hamil.

Sayangnya, beberapa tipe serangan kejang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan. Tetapi harapan kesembuhan tidaklah tertutup. Jika dari hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa epilepsi hanya mempengaruhi bagian tertentu pada otak, pembedahan---dengan mengangkat jaringan otak yang terlibat---sering memberikan pengobatan yang sempurna. Tindak pembedahan ini umumnya aman, walaupun beberapa penderita mengalami sedikit gangguan berbahasa untuk beberapa waktu yang singkat.

Apabila penderita tidak layak menjalani pembedahan, serangan kejang dapat diatasi dengan menggunakan alat pacu yang diimplan (ditanam) dalam rongga dada. Alat pacu ini akan menghasilkan aliran listrik yang stabil pada salah satu dari kedua saraf vagus di leher. Mengapa demikian, tidak ada yang mengetahui secara pasti, prinsipnya adalah membuat saraf vagus terus menerus memberikan rangsangan impuls antikejang yang kuat dan konstan. Penelitian 3 tahun belakangan ini, secara kasar serangan kejang berkurang sebanyak 40% pada lebih dari 400 pasien yang menjalani prosedur ini (Journal Neurology, Nov 1999).

Anak-anak dengan serangan kejang juga sangat baik dan penting mengkonsumsikan makanan khusus yang disebut diet ketogenik untuk sementara waktu. Diet ini adalah diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak. Secara pasti tidak diketahui mekanisme kerja diet ini, para ahli berpendapat bahwa pembakaran lemak menyebabkan peningkatan kadar keton darah daripada pembakaran lemak. Keton yaitu suatu zat yang mencegah iritasi pada otak dan saraf tulang belakang. Dua dari tiga anak yang menjalani diet ini mengalami perbaikan secara signifikan dan satu diantaranya memperoleh kesembuhan yang sempurna. Para peneliti sedang menyelidiki diet ini pada penderita epilepsi dewasa. Tetapi diet ketogenik bukanlah diet yang menyenangkan, harus disesuaikan untuk tiap individu dan sangat sulit untuk tekun menjalaninya. Jangan menjalani diet ini tanpa arahan ahli gizi dan pengawasan dokter.

Penderita dapat berperan aktif dalam mengelola epilepsinya sendiri dengan menghindari segala sesuatu yang dapat memicu serangan epilepsinya. Untuk menghindarinya adalah dengan membuat jadwal istirahat yang teratur serta menghindari setiap keadaan yang dapat menimbulkan stress, kilatan cahaya atau alkohol. Ceriterakan pada orang-orang terdekat bagaimana menolong jika si penderita mengalami serangan kejang.


http://www.susukolostrum.com/